Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)

Dokumentasi : Penelitian Model VAK
pada Siswa Kelas IV SDN 209 Kajaolaliddong Kec. Barebbo Kab. Bone
Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) 
A.      Pengertian Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)
Model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) merupakan anak dari model Quantum. Model Quantum (Riyanto, 2008) adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan dan kerangka untuk belajar
DePorter, et al (2011: 34) dalam bukunya “Quantum Teaching, Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas”, mengemukakan bahwa:
Quantum : Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching, dengan demikian, adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK ini merupakan anak dari model Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi siswa di masa depan.
VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) (DePorter, et al.2010) merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan mengingat (Visual), belajar dengan mendengar (Auditori), dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinestetik). Model pembelajaran VAK ini melibatkan lebih banyak modalitas dalam pengajaran, memicu lebih banyak jalur saraf yang dapat memperkuat cara belajar dan mengoptimalkan potensi belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi yang telah dimiliki siswa dengan melatih dan mengembangkannya, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung, dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk mencapai pemahaman dan pengetahuannya.
B.      Karakteristik Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)
Prinsip dasar penerapan Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) yang sepaham dengan gerakan Accelerated Learning, antara lain:
1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh, 2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi, 3) kerjasama membantu proses pembelajaran, 4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan, 5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik, 6) emosi positif sangat membantu pembelajaran, 7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indera yang dimiliki peserta didik, yaitu:
1) Visual ; bermakna bahwa belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati,  menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. 2) Auditori ; bermakna bahwa belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi. 3) Kinestetik ; bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami dan melakukan

Sejalan dengan itu, DePorter, et al (2011: 123) mengemukakan bahwa model Quantum tipe VAK memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Visual ; bermakna modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Seseorang yang sangat visual bercirikan sebagai berikut: a) teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan b) mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, c) membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail; mengingat apa yang dilihat.  2) Auditori ; bermakna modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata, diciptakan maupun diingat. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut; a) belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/ bersuara saat membaca, b) berdialog secara internal dan eksternal. 3) Kinestetik ; bermakna modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi, diciptakan maupun diingat. Seseorang yang sangat kinestetik dapat dicirikan sebagai berikut;  a) belajar dengan melakukan, b) menunjuk tulisan saat membaca dan menanggapi secara fisik.
C.       Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)

Keunggulan Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya belajar. 2) Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing. 3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa. 4) Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik diantaranya demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif. 5) Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa. 6) Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Selain itu, kelemahan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) yaitu tidak banyak orang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut, sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan pada salah satu gaya belajar yang didominasi.
D.      Langkah-langkah Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)
Langkah-langkah model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) dapat direncanakan dalam empat tahap (Putra, 2012), yaitu sebagai berikut:
1)      Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
     Pada tahap ini guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
Secara spesifik hal-hal yang dapat dilakukan guru pada tahap ini meliputi: a) memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa,  b) memberikan tujuan yang jelas dan bermakna, c) membangkitkan rasa ingin tahu, e) banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah, f) mengajak siswa terlibat aktif sejak awal, g) pembentukan kelompok belajar.
2)      Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti pada Eksplorasi)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu mengarahkan siswa untuk menemukan materi belajar yang baru dengan cara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.
Secara spesifik hal-hal yang dapat dilakukan guru pada tahap ini meliputi: a) kolaborasi dengan siswa dalam mengeksplor media, b) pengamatan pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual, c) presentasi interaktif, d) grafik dan sarana yang presentasi berwarna-warni, d) mendemonstrasikan alat peraga untuk latihan menemukan konsep (sendiri, berpasangan, berkelompok) berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3)      Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti pada Elaborasi)
Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
Secara spesifik hal-hal yang dapat dilakukan guru pada tahap ini meliputi: a) aktivitas pemrosesan siswa dalam diskusi kelompok, b) berbagi atau sharing gagasan, wawasan, pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS, c)  pengajaran, pelatihan dan tinjauan kolaboratif 
4)      Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Inti pada Konfirmasi)
Pada tahap penampilan hasil guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru yang mereka dapatkan pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
Secara spesifik hal-hal yang dapat dilakukan guru pada tahap ini meliputi: a) membimbing siswa dalam presentasi diskusi kelompok, b) aktivitas penguatan penerapan dan materi penguatan, c) pelatihan, umpan balik dan evaluasi kinerja, d) mengarahkan siswa atau kelompok yang ingin menanggapi, melengkapi dan menyimpulkan hasil diskusi.
Sejalan dengan hal itu, dapat dirumuskan langkah-langkah model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK), yaitu sebagai berikut:
1.      Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok (Tahap Persiapan)
2.     Peserta didik diajukan untuk kolaborasi mengeksplor konsep melalui media, peserta didik mendemonstrasikan alat peraga untuk menggali konsep yang ada di LKS (Tahap Penyampaian)
3.     Peserta didik bekerja kelompok, sharing, berbagi gagasan, wawasan, pengalaman, dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS (Tahap Pelatihan)
4.      Salah seorang peserta didik wakil dari kelompok mempresentasikan hasil kesepahaman dengan kelompoknya, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyimpulkan hasil diskusi (Tahap Penampilan Hasil).
E.        Penerapan Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) pada Pembelajaran IPA

Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) terdiri dari empat tahap utama (sintaks). Tahapan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
                             Tabel 2.1  Sintaks Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) pada Pembelajaran IPA
Tahapan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Tahap Persiapan
A.    Kegiatan Awal/ Pendahuluan
1)      Guru melakukan apersepsi, yaitu dengan memunculkan rasa ingin tahu siswa melalui tanya jawab dan mengemukakan berbagai masalah berkaitan dengan pengalaman siswa serta memotivasi siswa terhadap materi energi.
2)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, rencana proses kegiatan dan penilaian yang akan dilakukan secara jelas dan bermakna.
3)      Guru mengelompokkan siswa secara heterogen kedalam beberapa kelompok 4-5 orang.

1)      Siswa mendengarkan,  menyimak dan menanggapi apersepsi dan motivasi yang diberikan guru (visual dan auditory).
2)      Siswa mengamati dan menyimak tujuan mempelajari konsep materi energi yang akan dicapai, proses kegiatan dan penilaian yang akan dilakukan dalam pembelajaran (visual, auditory)
3)      Siswa membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang yang heterogen (kinestetik)
Tahap Penyampaian
B.     Kegiatan Inti
Eksplorasi
1)      Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang energi melalui tanya jawab berdasarkan pengamatan pengalaman belajar siswa di dunia nyata yang kontekstual.
2)      Guru menyampaikan penjelasan konsep materi energi melalui kegiatan presentasi interaktif dan kolaborasi dengan siswa dalam mengeksplor media.
3)      Guru memperlihatkan media tentang materi energi, berupa grafik dan sarana media presentasi berwarna-warni.
4)      Guru membimbing siswa untuk mendemonstrasikan alat peraga untuk latihan menemukan konsep berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

1)      Siswa mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dari guru mengenai materi tentang energi kemudian menanggapinya (auditory).
2)      Siswa menyimak konsep yang disampaikan oleh guru kemudian membuat catatan tentang materi energi pada buku catatan (auditory, kinestetik)
3)      Siswa mengamati gambar (visual dan kinestetik)
4)      Siswa mendemonstrasikan alat peraga untuk latihan menemukan konsep (sendiri, berpasangan, berkelompok) berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS) (kinestetik)
Tahap Pelatihan
Elaborasi
1)      Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dalam diskusi anggota kelompok
2)      Guru membimbing dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS dengan pelatihan dan tinjauan kolaboratif,

1)      Siswa melakukan diskusi verbal terkait dengan soal-soal pada LKS yang diberikan oleh guru (auditori dan kinestetik).
2)      Perwakilan dari kelompok menyelesaikan soal-soal pada LKS dengan arahan guru (auditory dan kinestetik).

Tahap Penampilan Hasil
Konfirmasi
1)      Guru membimbing siswa dalam presentasi diskusi kelompok
2)      Guru memberikan penguatan atas hasil kerja siswa
3)      Guru memberikan pertanyaan umpan balik dan evaluasi kinerja
4)      Guru mengarahkan siswa atau kelompok yang ingin menanggapi, melengkapi
5)      Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.

C.    Kegiatan Akhir
1)      Guru memberikan evaluasi
2)      Guru memberikan motivasi yang mendidik kepada siswa

1)      Salah seorang siswa perwakilan dari masing-masing kelompok membaca dan mempresentasikan hasil diskusinya (visual dan kinestetik).
2)      Siswa dari kelompok lain mendengarkan, mengemukakan pendapat, memberikan gagasan dan menanggapi presentasi dari kelompok lain  (visual, auditory dan kinestetik)
3)      Siswa menjawab tes akhir secara individu (kinestetik)

0 Response to "Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel