Pengertian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu tidak terlepas dari landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ada“ dengan perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehinggamembuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana prosesmemperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitandengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dengan membahas ketiga unsurini manusia akan mengerti apa hakikat ilmu itu. Tanpa hakikat ilmu yang sebenarnya,maka manusia tidak akan dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya. Berdasarkan uraian teroretis di atas, maka penulis akan membahas pengertianOntologi, Epistemologi dan Aksiologi serta segala permasalahannya sebagai unsuryang sangat penting dalam filsafat ilmu yang dipandang sebagai satu kesatuan yangtidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi?
2. Apa pengertian Ontologi?
3. Apa pengerian Epismologi?
4. Apa pengertian Aksiologi?

C. Tujuan penyusunan makalah

1. Untuk mengetahui pengertian,fungsi, dan tujuan wawasan nusantara
2. Mengetahui aspek yang melatar belakangai wawasan nusantara
3. Mengetahui kedudukan, asas-asas, hakikat, dan dasr hukum wawasan nusantara.
4. Mengetahui Peran serta warga Negara mendukung implemasi wawasan nusantara

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani. Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)”. Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan..3 Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan. Jadi pengertian etimologi tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan.Dan kata Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”.Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata “logos” berarti”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori”. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses penyusunan pengetahuan yang benar. Sedangkan Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. Dengan demikian, Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada. Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori, sedangkan Aksiologi adalah kajian tentang nilai ilmu pengetahuan.
Pengertian Ontologi
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Setelah menjelajahi segala bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat disusunlah uraian ontologi. Maka ontologi sangat sulit dipahami jika terlepas dari bagian-bagian dan bidang filsafat lainnya. Dan ontologi adalah bidang filsafat yang paling sukar. Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada, mempersoalkan hakekat. Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Dengan mempelajari hakikat kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan tentang apa hakekat ilmu itu. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris. Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai cirri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.
Untuk Aristoteles ada empat dimensi ontologis yang berbeda :
1. Menurut berbagai kategori atau cara menangani yang sedang seperti itu
2. Menurut kebenaran atau kesalahan(misalnya emas palsu dan uang palsu)
3. Apakah itu ada dalam dan dari dirinya sendiri atau hanya 'datang bersama' oleh kecelakaan
4. Sesuai dengan potensinya, gerakan (energi) atau jadi kehadiran(Buku Metafisika Theta).

Beberapa filsuf, terutama dari sekolah Plato, berpendapat bahwa semua kata benda (termasuk kata benda abstrak) mengacu kepada badanada. Filsuf lain berpendapat bahwa kata benda tidak selalu entitas nama, tetapi beberapa memberikan semacam singkatan untuk referensi untuk koleksi baik benda atau peristiwa. Dalam pandangan yang terakhir, pikiran, bukannya merujuk pada suatu entitas, mengacu pada koleksi peristiwa mental yang dialami oleh seseorang; masyarakat yang mengacu pada kumpulan orang-orang dengan beberapa karakteristik bersama, dan geometri mengacu pada koleksi dari jenis yang spesifik intelektual. Aktivitas diantara kutub realisme dan nominalisme, ada juga berbagai posisi lain, tetapi ontologi apapun harus memberi penjelasan tentang kata-kata yang mengacu kepada badan usaha, yang tidak, mengapa, dan apakah tegori hasil. Ketika seseorang berlaku proses ini untuk kata benda seperti elektron, energi, kontrak, kebahagiaan, ruang, waktu, kebenaran, kausalitas, dan Tuhan, ontologi menjadi dasar untuk banyak cabang filsafat.

Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
a. Apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,
b. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
c. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

B.Pengertian pistemologi
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuanyang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itudatang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya,jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal. Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apayang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimanacara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni,apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral.Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukupdengan berpikir secara rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karenakeduanya mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan.Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metodeilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme denganempirisme sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi.
Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untukmendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Epistemologi darimetode keilmuan akan lebih mudah dibahas apabila mengarahkan perhatian kitakepada sebuah rumus yang mengatur langkah-langkah proses berfikir yang diaturdalam suatu urutan tertentuKerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat diuraikan dalam enamlangkah sebagai berikut:
a. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah
b. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
c. Penyusunan atau klarifikasi data
d. Perumusan hipotesis
e. Deduksi dari hipotesis

C. Pengertian Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.  Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu.Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
Kegunaan Aksiologi  Terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan

Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu:

1.   Filsafat sebagai kumpulan teori 
Filsafat digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya.Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.

2.      Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenaranya dan dilaksanakan dalam kehidupan.Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.

3.      Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah.Bila ada batui didepan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas.penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia. 

D. Penilaian Dalam Aksiologi

Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan estetika. Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah-satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah menjadi pembahasan menarik sejak masa Sokrates dan para kaum shopis. Disitu dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagianya. Etika sendiri dalam buku Etika Dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suseno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Isi dari pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma-norma, adat, wejangan dan adat istiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggung jawabkan apa yang ia lakukan.

E. Kaitan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu

Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian. Dengan demikian, nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
  Pendidikan  merupakan cabang dari filsafat yang bersifat khusus. Filsafat pendidikan dapat di artikan juga upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan bertujuan menyiapakan pribadi dalam keseimbanagan dan kesatuan guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.Objek dalam Filsafat Ilmu Pendidikan dapat di bedakan menjadi 3 macam yaitu, Ontologi adalah ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat subtansi dan pola organisasi ilmu pendidikan. Epistimologi adalah ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat objek formal dan material ilmu pendidikan. Dan yang terakhir adalah Aksiologi yaitu ilmu pendidikan  yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan.

B. Saran
Demikianlah makalah tentang Filsafat ilmu yang telah di buat, jika masih banyak kekurangan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

0 Response to "Pengertian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel