Pendidikan sama dengan sekolah dan sekolah sama dengan pendidikan. Seperti itulah pemahaman saya yang awam ini. Sebagai orang tua peserta didik dan tentu saja sebagai mantan peserta didik saya melihat banyak perbedaan dari pendidikan dulu dan sekarang. Perubahan itu harus dan wajar menurut saya karena jaman terus berkembang dan semua harus bisa menyesuaikan tanpa terkecuali dalam bidang apapun bila tidak ingin tergerus dengan perkembangan jaman.

Satu hal yang tidak pernah berubah mengenai pendidikan adalah harapan dari orang tua, baik dulu maupun sekarang tetap sama yaitu menyekolahkan anak - anaknya agar menjadi anak yang pintar. Coba saja kita tanyakan secara random kepada salah satu orang tua kenapa mereka menyekolahkan anaknya, pasti jawabannnya "agar anak saya pintar".
Pintar otaknya pintar juga sikapnya.

Secara global tentu kita berharap agar pendidikan bisa merata di semua daerah secara kuantitas dan kualitas. Hal ini tidak saya bahas lebih lanjut karena saya rasa semua sudah paham bagaimana kondisinya. Pemerintah pastinya tidak tinggal diam dan sudah berbuat sesuatu, namun yang harus kita pahami adalah tidak mudah meratakan sesuatu dalam jumlah yang besar, butuh waktu tapi pasti bisa. Ya, Pemerintah pasti bisa.

Harapan saya pribadi untuk dunia pendidikan adalah para pendidik atau guru mampu menjadi orang tua bagi para peserta didiknya karena sebagaimana yang kita ketahui sekolah adalah rumah kedua bagi anak - anak. Dengan begitu anak - anak tidak akan merasa terpaksa pergi ke sekolah. Mereka akan dengan senang hati melaksanakan aktivitas sekolahnya. Dan orang yang sedang senang akan lebih mudah untuk diajarkan.

Sulitkah bagi guru menjadi orang tua? Ya, tentu saja sulit apalagi menjadi orang tua bagi anak orang lain ditambah dengan pengahasilan yang tidak merata antara guru yang berstatus PNS, pegawai tidak tetap dan honorer.

Penghasilannya sangat timpang namun dengan tugas dan tanggung jawab yang hampir sama ini jangan sampai menjadi penghalang atau mempengaruhi kualitas dalam mendidik. Buat para guru apapun status kepegawaiannya tetaplah memberikan yang terbaik untuk semua peserta didiknya. Walau sulit terkadang perut sampai melilit guru tetaplah seorang pahlawan walau tanpa tanda jasa.