Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Proses Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih–lebih setelah dicanangkannya wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu? Rasanya masing–masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah ada sejak adanya manusia. belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun, tak jarang dijumpai terutama dikalangan anak-anak yang memiliki minat belajar yang rendah.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa penyebab menurunnya minat belajar?
3. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?


C. TUJUAN PEMBELAJARAN
  Makalah yang berjudul ”Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar” bertujuan untuk mengetahui apa penyebab menurunnya minat belajar siswa di sekolah dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan psikologis, menurut Ali Imron (1996:2 – 14), ada 4 pandangan mengenai belajar, yaitu :
1.    Pandangan Psikologi Behavioristik.
Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.
Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh Watson. Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri seseorang dapat dilakukan melalui latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus – stimulus yang dialami.
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba– coba (trialanderror). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu. Dalam mencoba – coba ini seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.
2.        Pandangan Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna mencapai tujuan.
3.        Pandangan Psikologi Humanistik
Pandangan psikologi humanistik merupakan antitesis dari pandangan psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya kepada individu. Salah seorang tokoh psikologi humanisticCarlRogers, yang juga seorang ahli psikoterapi. Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.
4.        Pandangan Psikologi Gestalt
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer. Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar terdiri atas hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.
Adapula beberapa pengertian belajar menurut para ahli yang tidak tergolongkan dalam psikologi di atas, diantaranya:
Adapula beberapa pengertian belajar menurut para ahli yang tidak tergolongkan dalam psikologi di atas, diantaranya:
Howard L Kingsly yang dikutip oleh Wasty Sumanto (1998:104) menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan. Dengan demikian belajar memang erat hubungannya dengan perubahan tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang tersebut.
Slamento (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) juga memiliki pendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan pada susunan syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar. Dalam proses belajar mengajar perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kemauan dan minat siswa turut menentukan keberhasilan belajarnya. Perbedaan kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan waktu untuk menguasai materi pembelajaran.


B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis.
a. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatarbelakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan berpengaruh lain dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.
b. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
Adanya keinginan untuk tahu
Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
Untuk memperbaiki kegagalan
Untuk mendapatkan rasa aman.
2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
a. Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Ada beberapa tanggapan mengenai faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari orang tua, tipe seperti ini mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak “ingngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tutwurihandayani”. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.
b. Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
c. Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat semua terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Minat
Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharakan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagainama seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain.
b. Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekalah (Sumadi, 1989: 11).

c. Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.
d. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
e. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif atau kemampuan penalaran yang tinggi
akan membantu siswa dapat belajar lebih baik dari pada siswa
yang memiliki kemampuan kognitif sedang.
a. Faktor Luar Yaitu faktor yang berasal dariluar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa faktor luar antaralain:
Faktor Lingkungan, antara lain:
1. Lingkungan alam, yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
2. Lingkungan social, baik yang berwujud manusia atau yang lain yang langung dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.


Faktor Instrumen
Adalah faktor-faktor yang ada dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini meliputi:
1. Kurikulum
Kurikulum yang belum mantap dan sering adanya perubahan dapat mengganggu proses belajar.
2. Program
Program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya mudah dilaksanakan, akan dapat membantuproses belajar.
3. Sarana dan Fasilitas
Keadaan gedung dan tempat belajar, penerangan, ventilasi,
tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Sarana
yang memadai akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar.

4. Guru dan Tenaga Pengajar
Kelengkapan      jumlah   guru,  cara   mengajar,    kemampuan, kedisiplinan yang dimiliki oleh setiap guru dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Guru yang professional akan mengembangkan kemampuannya melalui pendekatan. Pendekatan akan mampu menciptakan suasana aktif sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai.
Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalah-masalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya, maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.


C. Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar

1. Reward (penghargaan)

Cara yang cukup manjur untuk membuat anak rajin belajar adalah dengan memberi hadiah kepada anak. misalkan seorang diberi target tertentu yang harus ia capai dan jika berhasil anak tersebut akan diberi hadiah. mengiming-imingin anak dengan hadiah, apalagi hadiahnya berupa hal yang anak tersebut senangi akan membuat motivasi belajar anak semakin meningkat sehingga anak menjadi rajin lebih belajar

2. Phunisment (Hukuman)

Selain pemberian hadiah, pemberian hukuman juga merupakan salah satu cara mengatasi anak yang malas belajar. pemberian hukuman kepada anak sebaiknya yang memiliki nilai pembelajaran di dalamnya seperti jika seorang anak malas belajar di kelas dan ketahuan oleh guru maka diberi hukuman seperti menghapal perkalian atau diberi tugas menulis cerita pendek tentang alasan-alasan kenapa anak tersebut malas belajar atau memberikan tugas yang cukup menantang namun tetap proporsional seperti tugas " cara mengatasi rasa malas belajar pada diri sendiri" selain anak akan beusaha mencari penyebab kenapa dia malas belajar dan cara mengatasinya, guru juga bisa terbantu dalam mencarikan solusi dalam mengatasi sikap malas belajar anak tersebut.

3. Games (Permainan)

Belajar sambil bermain adalah konsep yang banyak diterapkan disekolah-sekolah maupun di lembaga bimbingan belajar. karena pada dasarnya karakter seseorang diusia anak-anak sangat suka bermain, nah disinilah peranan orang tua maupun guru dalam mendidik anak, yakni mampu menghadirkan suasana belajar namun seolah-olah anak tersebut sedang bermain sehingga pembelajaran terkesan mengasyikan bagi  anak. ada banyak jenis-jenis games yang mendidik bagi anak-anak, tinggal guru menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta efektifitas permainan tersebut dalam memberi pembelajaran bagi anak.

4. Menjelaskan manfaat belajar

Sebenarnya salah satu faktor yang membuat anak malas belajar adalah anak-anak Biasanya belum memahami pentingnya belajar serta apa manfaat belajar bagi dirinya. sebagai seorang guru tidak melulu harus mengajarkan/memberikan materi pelajaran yang ada di rpp dalam setiap pertemuan namun sekali-kali guru menyelingi pembelajaran dengan kata-kata motivasi atau dengan cerita cerita yang mengispirasi sehingga muncul semangat dalam diri anak untuk belajar.

5. Bantu anak menemukan cita-citanya

Jika mengingat masa kanak-kanak yang pernah dilalui biasanya dalam pembelajaran kadang guru bertanya kepada murid-muridnya tentang apa cita-citanya kelak. sebenarnya hal tersebut merupakan suatu cara mebangkitkan motivasi dalam diri anak untuk belajar. misalkan guru bertanya "anak-anakku cita-citanya mau jadi apa? anak-anak biasanya akan menjawab " saya ingin jadi polisi bu guru, saya ingin jadi dokter, saya ingin jadi guru" umpan balik dari biasanya akan mengatakan supaya cita-citanya bisa terwujud bagaimana caranya? anak anak akan menjawab "harus rajin belajar bu guru". namun sebagian anak-anak juga memang belum memiliki cita-cita jadi tugas seorang guru mengarahkan anak tersebut menemukan cita-citanya sesuai dengan bakat danminatnya

6. Media pembelajaran yang menarik

Salah satu penyebab anak kurang bersemangat dalam belajar adalah media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran terkadang kurang menarik. bahkan sebagian guru atau orang tua kebanyakan mengajar anak dengan metode ceramah, jika satu atau dua kali dilakukan mungkin hal itu masih bisa mempang namun jika dalam setiap mengajar anak terus menerus menggunakan metode yang sama, pada akhirnya akan bosan dan jenuh kemudian anak menjadi malas belajar. jadi orang tua dan guru harus inovatif dan kreatif dalam mengajar anak. gunakan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi agar anak-anak selalu bersemangat untuk belajar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan yaitu, ada beberapa faktor penyebab menurunnya minat belajar siswa.

B. Saran
Orang tua serta tenaga pendidik hendaknya lebih berperan ekstra dalam mendidik dan menumbuhkan semangat belajar untuk anak didiknya.

0 Response to "Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel