Kepramukaan Mengembangkan Potensi diri

Potensi Kepramukaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang membina/mendidik kaum muda menjadi manusia yang berwatak, berkepribadian dan berakhlak mulia. Gerakan Pramuka merupakan wadah pendidikan yang mengajarkan kecakapan dalam berpikir dan menggunakan cara-cara kreatif dalam mengatasi permasalahan.
Dalam Pramuka juga diajarkan cara bertahan hidup dalam keadaan darurat, misalnya jika tersesat di hutan, pramuka mengajarkan cara menggunakan kompas dan peta, memahami tanda-tanda alam, dan survival. Dalam hal kreatifitas, pramuka mengajarkan cara-cara menggunakan benda-benda yang ada disekitar kita, seperti tali, tongkat, dan benda-benda lain.
Di era globalisasi saat ini, persaingan dan peluang demikian ketat seolah menjadi satu kesatuan sehingga Gerakan Pramuka harus memiliki daya saing yang kuat dan menyelaraskan kegiatan-kegiatannya dengan perkembangan zaman agar diminati oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Sehingga diharapkan hasil dari pendidikan kepramukaan dapat mengembangkan kepribadian dan potensi diri dalam setiap anggotanya khususnya bagi para mahasiswa agar mereka dapat mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
2. Faktor apa yang memengaruhi kepribadian?
3. Bagaimana kegiatan kepramukaan dapat mengembangkan kepribadian mahasiswa?
4. Apa yang dimaksud dengan potensi diri?
5. Faktor apa yang memengaruhi potensi diri?
6. Bagaimana kegiatan kepramukaan dapat mengembangkan potensi diri mahasiswa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kepribadian.
2. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi kepribadian.
3. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan kepramukaan dapat mengembangkan kepribadian mahasiswa.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud potensi diri
5. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi potensi diri.
6. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan kepramukaan dapat mengembangkan potensi diri mahasiswa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
Ada beberapa teori mengenai Pengertian Kepribadian menurut beberapa ahli, diantaranya:
George Kelly (2005) menyatakan bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
Allport (2005) menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.
Sigmund Freud (2005) menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan super-ego, sedangkan tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari konflik dan terkonsiliasi ketiga unsur dalam sistem kepribadian tersebut.
Browner (2005) menyatakan bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial, corak kekuatan, dorongan damn keinginan, corak gerak-gerik, opini, dan sikap.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen.
Yinger menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku dari seseorang dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Horton menyatakan bahwa kepribadian ialah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang.

B. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan  dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor denetis atau bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pada anaknya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari media audiovisual, seperti TV dan VCD, atau media cetak seperti koran, majalah, dan lain sebagainya.

C. Mengembangkan Kepribadian Melalui Kegiatan Kepramukaan
Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai Gerakan Pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.
Gerakan Pramuka berdiri sejak tahun 1961. Dalam perjalanannya hingga sekarang, pramuka dipercaya sebagai pendidikan nonformal yang ikut aktif dalam pembentukan karakter bangsa. Pada kurikulum 2013, kepramukaan masuk ke dalam materi pelajaran di sekolah. Jiwa Pramuka diharapkan bisa dimiliki setiap peserta didik di sekolah.
Peserta didik Pramuka terdiri dari golongan Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Sedangkan Racana merupakan perindukan dari Pandega yang berpangkalan di Perguruan Tinggi.
Secara umum kegiatan pramuka ikut andil dalam mengembangkan kepribadian anggotanya. Dalam keseharian di Racana, anggota berinteraksi sesama teman, dengan interaksi tersebut anggota mampu menganalisa perbedaan kepribadian orang-orang di sekitarnya. Setelah menganalisa maka anggota mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan menganalisa inilah yang harus tertanam dalam diri seorang mahasiswa.
Sebagai organisasi yang terlibat dalam dunia sosial, Pramuka mampu mengembangkan kepribadian dalam dari anggota untuk memahami posisi sebagai pribadi dan anggota masyarakat, menjalin hubungan saling percaya sesama anggota serta memberikan kepemimpinan yang terarah. Sebagaimana pengalaman pribadi dan hasil observasi anggota yang lain, dengan mengikuti kegiatan kepramukaan akan memberikan kontribusi diantaranya mengembangkan karakter yang percaya diri, lebih memahami diri sendiri dan orang lain, berpikir kritis, bertanggung jawab, profesional dalam kerja, management waktu yang baik dan pemikiran yang lebih luas dan disiplin dalam tugas.
Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan kepramukaan akan mempunyai kualitas diri yang lebih dibanding mahasiswa yang hanya mengikuti pembelajaran di kelas. Mengingat kedepannya mahasiswa akan terjun di dunia sosial yang lebih kompleks.

Ada beberapa kepribadian yang dimiliki mahasiswa melalui kegiatan kepramukaan, diantaranya:
1. Kepribadian yang mudah menyesuaikan diri
Kepribadian ini dimiliki oleh orang yang sadar tentang penyesuaian diri dengan orang lain, komunikatif, bertanggung jawab, ramah, santun, dan mudah berteman di setiap lingkungan mana pun ia berada. Kepribadian ini dapat terbentuk melalui kegiatan berkemah yaitu kegiatan yang dilakukan di luar (alam terbuka) yang mampu membina dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu wadah bagi para mahasiswa untuk melakukan pengabdian pada masyarakat sebelum melakukan pengajaran untuk peserta didik.
2. Kepribadian yang berambisi
Kepribadian ini dimiliki oleh orang yang menyambut baik tantangan dan berkompetisi dengan senang hati. Ia akan berusaha agar keberadaannya bermanfaat dan mendatangkan keuntungan bagi orang lain. Kepribadian ini dapat tertanam dalam diri mahasiswa setelah mengikuti ujian atau evaluasi dalam kegiatan pramuka. Ia akan terus berusaha agar mendapatkan nilai terbaik.
3. Kepribadian yang berprestasi
Kepribadian ini dimiliki oleh orang yang selalu berusaha agar mendapatkan suatu penghargaan atau prestasi. Kepribadian ini dapat terbentuk melalui lomba kepramukaan yang dijuarainya.
4. Kepribadian yang perseptif
Kepribadian ini dimiliki oleh orang yang sangat peduli, cepat tanggap terhadap rasa sakit, kekurangan, bukan hanya yang dialaminya sendiri tetapi juga dialami oleh orang lain. Kepribadian ini tampak pada para anggota pramuka yang jika salah satu anggotanya mengalami kesulitan maka anggota yang lain akan mencari solusi dan membantunya.

D. Pengertian Potensi Diri
Potensi diri merupakan kemampuan atau kekuatan diri seseorang baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, akan tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh seseorang. Kata potensi berasal dari serapan dari bahasa Inggris, yaitu potencial. Artinya ada dua kata, yaitu, kesanggupan dan kekuatan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya.
Ada beberapa teori mengenai Pengertian Potensi Diri menurut beberapa ahli, diantaranya:
1. Menurut Endra K Pihadhi, Potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi diri yang dimaksud yaitu suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.
2. Menurut Sri Habsari, Potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki.
3. Menurut Majdi, Potensi adalah suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan, ataupun daya yang mempunyai keinginan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih besar.
4. Menurut Myles Munroe, Potensi diri adalah suatu bentuk sumber daya atau kemampuan yang cukup besar namun kemampuan tersebut belum tersingkap dan belum diaktifkan. Pendek kata, arti Potensi adalah adalah kekuatan terpendam yang belum dimanfaatkan, bakat tersembunyi, atau keterampilan yang belum diraih padahal sejatinya kita mempunyai kekuatan untuk mencapai keberhasilan tersebut.

E. Faktor yang Mempengaruhi Potensi Diri
1. Faktor Internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi perkembangan potensi anak meliputi taraf kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, minat, bakat, sikap, dan sistem nilai.
a) Taraf Kecerdasan
Taraf kecerdasan menunjukkan kemampuan berpikir anak, kemampuan menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika. Salah satu caya yang biasanya digunakan untuk mengetahui taraf kecerdasan ini adalah dengan melakukan tes kecerdasan atau tes intelegensi. Taraf kecerdasan ini menegelompokkan individu ke dalam skala tertentu, dari yang taraf kecerdasannya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.


b) Konsep diri
Konsep diri menunjukkan cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kemampuannya. Anak yang memandang dirinya secara positif dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil di sekolah dan dalam kehidupan sosialnya dari pada anak yang memandang dirinya secara negatif dan menilai dirinya tidak mampu.
c) Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik pada bidang tertentu, khususnya bidang akademik. Terkait dengan bidang akademik, motivasi berprestasi akan muncul dalm bentuk: usaha mendapatkan nilai yang baik, dapat mengatasi rintangan belajar, mempertahankan kualitas prestasi belajar yang baik, dan bersaing dengan orang lain untuk menjadi yang terbaik. Motivasi berprestasi akan menjadikan anak: tekun belajar, berusaha menyelesaikan tugas, dan akan bertanya jika tidak paham.
d) Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya seseorang akan lebih senang melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam hati senang tentu saja akan lebih mudah dari pada anak belajar dengan suasana hati yang terpaksa.
e) Bakat
Bakat adalah kafasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui proses latihan dan usaha pengembangan. Bakat tidak serta merta muncul dan dapat dilihat pada anak karena masih merupakan potensi. Setelah anak diberikan kesempatan untuk berlatih dan mencoba barulah bakat anak dapat terlihat dan dapat terus dikembangkan. Anak berbakat akan memberikan hasil jauh lebih baik dari pada anak yang sejak awal tidak menyimpan bakat dalam bidang tersebut.

f) Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun tidak bagi dirinya.
g) Sistem nilai
Sistem nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara bertingkah laku dan hasil akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya. Sistem nilai yang dianut seseorang akan mempengaruhi dan menentukan motivasi, gaya hidup, dan tindakan-tindakannya. Anak-anak sedang dalam proses pembentukan nilai. Sistem nilai terbentuk melalui proses penanaman oleh orang tua, guru, dan pengaruh teman sebaya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. Keyiga lingkungan tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi anak. Lingkungan anak adalah: (1) dunia di luar diri anak, dan (2) pembelajaran yang berasal dari pengalaman anak. Lingkungan yang langsung dialami anak ialah keluarga. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh hubungan darah. Keluarga inti adalah unit rumah tangga yang terdiri dari dua generasi, yakni ayah-ibu dan anak-anaknya. Keluarga besar adalah unit rumah tangga banyak generasi, yang biasanya terdiri dari kaken-nenek, paman-tante, kemenakan, dan sepupu.
Status sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada proses perkembangan dan hasil perkembangan anak. Status sosial ekonomi keluarga mencakup penghsilan, pendidikan, dan pekerjaan orang tua. Lingkungan kelurga sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat luas, terutama budaya dan kelompok etnis. Budaya dan etnis berpengaruh pada keluarga menyangkut cara hidup total kelompok atau masyarakat menyangkut adat, tradisi, peraturan, keyakinan, nilai, bahasa, dan produk fisik. Budaya adalah seluruh perilaku dan sikap yang dipelajari, dialami bersama, dan disebarkan ke para anggota kelompok sosial. Kelompok etnis terdiri dari orang yang disatukan oleh budaya, keturunan, agama, bahasa, atau asal negara, yang menyumbang ke identitas bersama beserta sikap, keyakinan dan nilai bersama. Pola budaya dan etnis mempengaruhi perkembangan anak melalui pengaruhnya pada komposisi rumah tangga, sumber daya ekonomi dan sosial, cara bertindak anggota terhadap anggota lan, makanan yang dikonsumsi anak, permainan yang dimainkan anak, cara belajar anak, pekerjaan orang tua, serta cara anggota keluarga memikirkan dan mempersepsikan dunia ini.

F. Mengembangkan Potensi Diri Melalui Kegiatan Kepramukaan
Undang-undang No. 12 Tahun 2012 menyatakan “pendidikan tinggi bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perguruan tinggi sebagai tempat mengembangkan potensi mahasiswa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mempersiapkan masa depan bangsa. Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan potensi diri mahasiswa yaitu kegiatan kepramukaan yang akan memberikan bekal life skills pada mahasiswa.
Manfaat dari keikutsertaan dalam kegiatan kepramukaan menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional mahasiswa yang ikut serta lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak ikut serta, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ke ikut sertaan mahasiswa dalam mengikuti organisasi kemahasiswaan memiliki kemampuan kecerdasan emosional, kecerdasan emosional adalah bagian dari life skills. Ada banyak pembelajaran dan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi diri melalui pramuka. Seperti berkemah, membuat pionering, tali temali, upacara, sandi morse, semaphore, LKBB, dll.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan kepramukaan merupakan pendidikan non formal yang dapat di Implementasikan pada jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan kepramukaan dapat meningkatkan kepribadian dan potensi diri mahasiswa berupa life skils. Life skills sangat penting bagi mahasiswa untuk memasuki dunia kerja. Ada beberapa kepribadian yang dapat dimiliki mahasiswa dalam kegiatan kepramukaan yaitu kepribadian yang mudah menyesuaikan diri, kepribadian yang berambisi, berprestasi,dan kepribadian perseptif. Tidak hanya kepribadian, kegiatan kepramukaan juga dapat mengembangkan potensi diri mahasiswa. Seperti kegiatan berkemah, upacara yang dapat meningkatkan jiwa kedisiplinan, serta berbagai pengetahuan yang di dapat seperti membuat pionering, tali temali, semaphore, sandi morse, LKBB, dll.


B. Saran
1. Mahasiswa agar lebih aktif dalam mengikuti kegiatan kepramukaan
2.Pembina Pramuka agar sering mengevaluasi ke bawah dalam hal latihan di lapangan agar ada peningkatan dalam latihan sesuai dengan program-program yang telah direncanakan. Sehingga mampu menjadi pramuka-pramuka yang dapat diandalkan dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
3.Para Pemateri Pramuka diharapkan mampu menciptakan kegiatan yang variatif dan bermanfaat agar dapat mengurangi kebosanan dalam berlatih dan melaksanakan kegiatan yang dijalankan, serta sejalan dengan dinamika masyarakat setempat, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat.
4. Dapat berperan aktif di dalam mensosialisasikan tentang manfaat dan pentingnya mengikuti kegiatan kepramukaan

0 Response to "Kepramukaan Mengembangkan Potensi diri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel