Strategi Keterampilan Berbicara




Keterampilan Berbicara

A. Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki keterkaitan erat dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, yaitu antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca.
Berbicara juga merupakan sebuah seni, seni keterampilan yang elegan, ekpresif, dan kreatif. Di dalam keseharian kita, kita selalu melihat orang-orang bertemu dan berbicara dengan orang lainnya dengan mudah. Beberapa orang memang terlahir dengan bakat berbicara yang baik. Tapi untungnya, bagi kita yang tidak dilahirkan dengan bakat tersebut, keterampilan berbicara bisa dipelajari dan dikuasai.
Mayoritas pemimpin dunia dan orang-orang sukses adalah orang-orang yang terampil dalam berbicara. Keterampilan dalam berbicara sangat penting dalam kehidupan kita, karena berbicara merupakan proses pertukaran informasi antarindividu maupun antar kelompok.

Tidak adanya keterampilan berbicara yang baik akan menghalangi seseorang, bukan saja dalam hal berkarir, tetapi juga dalam hubungan sosial dan pribadi. Sebuah pesan dapat berubah menjadi sebuah kesalahpahaman, frustasi, bahkan bencana bila terjadi kesalahan dalam penyampaian, ataupun kesalahan interpretasi dari orang yang diajak bicara.
“Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.” (Burhan Nurgiyantoro 2001:276)

“Merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah ia bersikap tenang atau dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak. menurut Mulgrave” (melalui Tarigan, 2008:16)

Oleh karena itu, kemampuan berbahasa lisan merupakan dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa lisan (1) merupakan mode ekpresi yang sering digunakan, (2) merupakan bentuk kemampuan pertama yang biasanya dipelajari anak-anak, (3) merupakan tipe kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai.


B. Hakikat Keterampilan Berbicara
“Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.” (Depdikbud,1984/1985:7).

Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar.
“Misalnya mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.”( Tarigan 1983:15)

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini Ahmad Rofi'udin dan Darmayati Zuhdi (2001/2002 : 13).

Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbol tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan. Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Saluran untuk memindahkannya adalah udara. Selanjutnya, simbol yang disalurkan lewat udara diterima oleh komunikan. Karena simbol yang disampaikan itu dipahami oleh komunikan, ia dapat mengerti pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Tahap selanjutnya, komunikan memberikan umpan balik kepada komunikator. Umpan balik adalah reaksi yang timbul setelah komunikan memahami pesan. Reaksi dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan demikian, komunikasi yang berhasil ditandai oleh adanya interaksi antara komunikator dengan komunikan.

C. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara
Dalam interaksi berbicara sehari-hari, sering kita memperhatikan; ada diskusi, ada percakapan, ada pidato menjelaskan, ada pidato menghibur, ada ceramah, ada bertelepon, dan sebagainya. Mungkin Anda bertanya dalam hati, mengapa ada berbagai jenis kegiatan berbicara seperti itu. Jawabannya ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara, yakni:
1. Tujuan,
2. Situasi,
3. Metode penyampaian,
4. Jumlah pendengar, dan
5. Peristiwa khusus.
Berdasarkan hal itu, maka berbicara dapat dilihat dari tiga aspek, yakni
(a) fungsional
(b) memperhatikan jumlah pembicaranya
(c) konsep dasar berbicara.

D. Strategi Keterampilan Berbicara
Dua sarana yang dapat dipergunakan dalam keterampilan berbicara untuk efektivitas komunikasi retoris, yaitu :
1. Mendengarkan , mendengar adalah sikap yang penting dalam proses dialog dan diskusi. Setiap peserta dalam diskusi selalu berganti peranan antara berbicara dan mendengar.
2. Menggunakan taktik-taktik retoris.
Retorika dalam berbicara sangat di perlukan agar apa yang kita ingin sampikan akan diterima dan di pahami oleh pendengar.

0 Response to "Strategi Keterampilan Berbicara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel