Sistem Among - Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan (Modul 5) | Merdeka Belajar
Salam inspirasi. Semoga bapak/ibu guru hebat selalu dalam keadaan sehat dan dapat terus belajar bersama-sama pada kesempatan ini. Pada artikel kali ini kita akan membahas materi tentang sistem Among, agar kita dapat memahami konsep sistem Among yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara dan merefleksikannya dalam proses pembelajaran.
Pak Heri: "Hai anak-anak sebelum bapak memulai pembelajaran kali ini, bapak akan memberikan kalian tugas bahasa Indonesia. Kalian diminta untuk mencari minimal lima cerita tentang sejarah Tanah Papua. Kalian baca, kalian pahami lalu jangan lupa kalian tuliskan kembali rangkuman-rangkuman dari beberapa cerita-ceritanya. Setelah itu kalian sampaikan poin-poinnya didepan kelas. Waktunya seminggu ya anak-anak! Sampai jumpa minggu depan ya!
Siswa A: "Ini tugas bahasa Indonesia banyak kali bapak guru kasih, waktu cuma satu minggu, tugas pelajaran lain banyak lagi".
Siswa B: "Iya nih gimana ya caranya supaya kita bisa mengerjakan semua tugasnya tepat waktu. Dulu aku pernah mengerjakan tugas bahasa Indonesia Pak Wanggai dengan seadanya. Habis aku bingung pak Wanggai nggak ngasih tahu kita panduan mengerjakan tugasnya. Pak Wanggai mau kita cari tahu sendiri dari berbagai sumber. Akhirnya nilaiku jelek, dibawah KKM. Tugas aku juga jadi dobel, membetulkan tugas sebelumnya yang salah, sama dikasih tugas tambahan supaya nilai aku mencapai KKM. Ya ampun, belum selesai yang satu sudah bertambah satu tugas lagi juga sebanyak ini. Bagaimana cara menyelesaikannya?"
Bapak/ibu guru dengan memberikan tugas dan meminta murid mencari tahu sendiri, apakah dapat dikatakan pembelajaran sudah berpihak dan memerdekakan murid? Dari cerita pendek tersebut, kita sebagai pendidik diingatkan bahwa penekanan pada proses belajar murid amat penting bagi tumbuh kembang murid. Terkadang kita lupa pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid. Ketika ia mengerjakan sesuatu tidak sekedar menilai hasil apa yang ditugaskan.
Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem Among sebagai suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan ing ngarso Sung tulodo, ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ing Ngarso Sung tulodo: berarti di depan memberi teladan, yaitu bagaimana guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku. Ing Madya Mangun Karso: berarti di tengah membangun kehendak, yaitu guru yang mampu membangkitkan semangat bersua (karsa), dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun. Tut Wuri Handayani: berarti di belakang memberi dorongan, yaitu guru tidak sekedar memberikan motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa dan karyanya.
Sistem among didasarkan pada dua hal yaitu kodrat alam, sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin murid, hingga dapat mencapai selamat dan bahagia. Di dalam bahasa Jawa ngomong berarti merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan. Sementara Among yaitu memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang merdeka sesuai dengan dasarnya, sedangkan ngemong adalah proses untuk mengamati, merawat dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya bertanggung jawab dan disiplin berdasarkan nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya kesempatan. Begitupun dengan falsafah-falsafah dari beragam daerah-daerah di Indonesia yang pada intinya anak atau murid harus dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensinya, dengan kasih sayang yang tulus mendampingi, merawat dan menjaganya serta doa dan harapan untuknya, maka guru tidak hanya memandang sistem Among sebagai suatu metode saja, tetapi lebih dari itu, sebagai cara berpikir Among juga penting disadari. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik, guru yang mempunyai karakter kredibel dan dihormati murid, guru yang memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan kemampuan sosial emosional yang baik dengan murid (kemitraan) dan guru yang memiliki tutur kata yang mudah dipahami murid dengan sistematis dan logis.
Sebagai contoh saat proses pembelajaran guru dapat bertanya dan membuka dialog dengan murid tentang kesulitan belajarnya, mendengarkan keluh-kesah dan perasaannya dengan berbagai cara seperti melalui gambar tulisan dan lain-lain yang membuat muridnya mampu mengutarakannya, sehingga murid mungkin dapat merasakan perhatian kasih sayang dari guru yang dapat membangkitkan semangat belajarnya. Guru dapat menuntun murid untuk memahami bahwa wajar untuk melakukan kesalahan. Selain itu, murid juga mungkin melihat sosok gurunya tersebut sebagai contoh berperilaku kepada orang lain dengan perhatian dan kasih sayang.
Contoh lain guru juga dapat mengajak dan melibatkan murid untuk menentukan tujuan belajarnya dengan menanyakan kesukaannya, keinginan belajarnya, dan lain-lain yang murid merasa dihargai dan didengarkan. Mari Kita renungkan bersama, apakah kita sebagai pendidik sudah menekankan pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid, lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik untuk dapat berpihak kepada murid dan memfasilitasi kebutuhan potensi dan kompetensinya. Selamat belajar bapak/ibu guru hebat. Salam inspirasi
0 Response to "Sistem Among - Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan (Modul 5) | Merdeka Belajar"
Post a Comment