33 Model Pembelajaran
A.
Lesson Study
Lesson Study
adalah suatu model yang dikembangkan di Jepang. Lesson Study
merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang
dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih
efektif.
1.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.
Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini
meliputi:
1)
Perencanaan.
2)
Praktek mengajar.
3)
Observasi.
4)
Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran
b.
Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap
perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan
dasar-dasar teori yang menunjang.
c.
Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian
mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
d.
Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses
pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti
tahap observasi terlalui.
e.
Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar
kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran
yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini
juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
f.
Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/
pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
2.
Adapun kelebihan model ‘lesson study’ sebagai berikut:
a.
Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai
matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
B.
Examples Non Examples
Examples Non
Examples adalah model belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh
dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b.
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan / menganalisa gambar.
d.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f.
Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai..
g.
Kesimpulan.
2.
Kebaikan:
a.
Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b.
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c.
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
3.
Kekurangan:
a.
Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
C.
Picture and Picture
Picture and
Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
c.
Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
d.
Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e.
Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f.
Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g.
Kesimpulan / rangkuman.
2.
Kebaikan:
a.
Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.
Melatih berpikir logis dan sistematis
3.
Kekurangan:
a.
Memakan banyak waktu.
D.
Numbered Heads Together
Numbered
Heads Together adalah suatu model belajar dimana setiap siswa diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari
siswa.
1.
Langkah-langkah:
a.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
b.
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
e.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
f.
Kesimpulan.
2.
Kelebihan:
a.
Setiap siswa menjadi siap semua.
b.
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
3.
Kelemahan:
a.
Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
b.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
E.
Cooperative Script
Skrip
kooperatif adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.
Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
c.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak /
mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.
e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar
dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.
Kesimpulan guru.
g.
Penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
b.
Setiap siswa mendapat peran.
c.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
3.
Kekurangan:
a.
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b.
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga
koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
F.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem
Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi
siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih.
b.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
jadwal, dll.)
c.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
2.
Kelebihan:
a.
Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserapnya dengan baik.
b.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
c.
Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
3.
Kekurangan:
a.
Untuk siswa yang malas tujuan dari model tersebut tidak dapat
tercapai.
b.
Membutuhkan banyak waktu dan dana.
G.
Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran
langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah.
1.
Langkah-langkah:
a.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
b.
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
c.
Membimbing pelatihan.
d.
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
e.
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
2.
Kelebihan:
a.
Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
b.
Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
3.
Kekurangan:
a.
Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu
lama.
H.
Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil –
Lingkaran besar)
Siswa saling
membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur.
1.
Langkah-langkah:
a.
Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap
keluar.
b.
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran
pertama, menghadap keluar.
c.
Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam
waktu yang bersamaan.
d.
Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara
siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah
jarum jam sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan baru.
e.
Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya.
2. Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
3.
Kekurangan:
a.
Membutuhkan ruang kelas yang besar.
b.
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk
bergurau.
I.
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Pada model
ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/
kliping.
1.
Langkah-langkah:
a.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
b.
Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c.
Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas.
d.
Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
e.
Guru membuat kesimpulan bersama.
f.
Penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
b.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang
lain.
J.
Student Facilitator and Explaining
Siswa /
peserta mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta lainnya.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi.
c.
Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada
peserta lainnya baik melalui bagan / peta konsep maupun yang lainnya.
d.
Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa.
e.
Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f.
Penutup.
2.
Kelebihan:
Siswa diajak
untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada
di pikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
3.
Kekurangan:
a.
Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang
tampil.
K.
Course Review Horay
Suatu model
pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan
nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar
langsung berteriak horay.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi sesuai tpk.
c.
Memberikan siswa tanya jawab.
d.
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25
sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera
masing-masing.
e.
Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam
kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar
diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x)
f.
Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horisontal, atau
diagonal harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.
g.
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang
diperoleh
h.
Penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
b.
Melatih kerjasama.
3.
Kekurangan:
a.
Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
L.
Talking Stick
Model
pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyiapkan sebuah tongkat.
b.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangannya/ paketnya.
c.
Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru
mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
d.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e.
Guru memberikan kesimpulan.
f.
Evaluasi.
g.
Penutup
2.
Kelebihan:
a.
Menguji kesiapan siswa.
b.
Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
c.
Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
M.
Bertukar Pasangan
Siswa berpasangan
kemudian bergabung dengan pasangan lain dan bertukar pasangan untuk saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.
1.
Langkah-langkah:
a.
Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan
pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya).
b.
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
c.
Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan
satu pasangan lain.
d.
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan
yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
e.
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula.
2.
Kelebihan:
a.
Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
b.
Semua siswa terlibat.
3.
Kekurangan:
a.
Memerlukan waktu yang lama.
N.
Snowball Throwing
Dibentuk
kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian
masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)
lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari
bola yang diperoleh.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b.
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d.
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan
oleh ketua kelompok.
e.
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
f.
Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g.
Guru memberikan kesimpulan.
h.
Evaluasi.
i.
Penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Melatih kesiapan siswa.
b.
Saling memberikan pengetahuan.
3.
Kekurangan:
a.
Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar
siswa.
b.
Tidak efektif.
O.
Artikulasi
Siswa
membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi yang disampaikan
oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran.
1.
Langkah-langkah:
a.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b.
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan
dua orang.
d.
Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e.
Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya.
f.
Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa.
g.
Kesimpulan/ penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Semua siswa terlibat (mendapat peran).
b.
Melatih kesiapan siswa.
c.
Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
3.
Kekurangan:
a.
Untuk mata pelajaran tertentu.
b.
Waktu yang dibutuhkan banyak.
P.
Mind Mapping
Suatu model
pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa , sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c.
Membentuk kelompok yang anggotanya 2-5 orang.
d.
Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi.
e.
Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan
dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f.
Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
2.
Kelebihan:
a.
Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
b.
Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
3.
Kekurangan:
a.
Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
b.
Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
Q.
Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa
dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota
lain sampai mengerti.
1.
Langkah-langkah:
a.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
b.
Guru menyajikan pelajaran.
c.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.
Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.
Memberi evaluasi
f.
Penutup.
2.
Kelebihan:
a.
Seluruh siswa menjadi lebih siap.
b.
Melatih kerjasama dengan baik.
3.
Kekurangan:
a.
Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
b.
Membedakan siswa
R.
Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari
Number Heads)
Siswa
dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda dan
nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama untuk
bekerjasama.
1.
Langkah-langkah:
a.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
b.
Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya
terhadap tugas yang berangkai.
c.
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antarkelompok, siswa
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa dengan tugas yang sama
bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka.
d.
Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e.
Kesimpulan.
2.
Kelebihan:
a.
Setiap siswa menjadi siap semua.
b.
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c.
Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain.
3.
Kekurangan:
a.
Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.
Waktu yang dibutuhkan banyak.
S.
Scramble
Model
pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyajikan materi sesuai topik
b.
Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
2.
Kelebihan:
a.
Memudahkan mencari jawab.
b.
Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
3.
Kekurangan:
a.
Siswa kurang berpikir kritis.
T.
Word Square
Siswa
diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf dalam
kotak sesuai jawaban.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi.
b.
Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.
c.
Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban.
d.
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
2.
Kelebihan:
a.
Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran.
b.
Melatih untuk berdisiplin.
3.
Kekurangan:
a.
Mematikan kreatifitas siswa.
U.
Kartu Arisan
Siswa
dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas
kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih
dahulu.
1.
Langkah-langkah:
a.
Bentuk kelompok orang secara heterogen.
b.
Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu
soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.
c.
Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu
yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
d.
Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel
lainnya.
e.
Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok
sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
2.
Kelebihan:
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
3.
Kekurangan:
a.
Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
V.
Concept Sentence
Siswa
dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci
sesuai materi yang disajikan.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyampaikan tujuan.
b.
Guru menyajikan materi secukupnya.
c.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang
secara heterogen.
d.
Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
e.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan
minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
f.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu
guru.
g.
Kesimpulan.
2.
Kelebihan:
a.
Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
b.
Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
3.
Kekurangan:
a.
Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
b.
Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
W.
Make – A Match (Mencari Pasangan)
Siswa
disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal sebelum
batas waktunya, yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
1.
Langkah-langkah:
a.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
b.
Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c.
Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.
d.
Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
e.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
f.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
g.
Kesimpulan.
h.
Penutup
2.
Kelebihan:
Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
X.
Take and Give
Siswa diberi
kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari pasangan untuk saling
menginformasikan, selanjutnya siswa diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya.
1.
Langkah-langkah:
a.
Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
b.
Jelaskan materi sesuai topik menit.
c.
Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi
masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit.
d.
Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa harus mencatat
nama pasangannya pada kartu control.
e.
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing.
f.
Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang
sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
g.
Model ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.
h.
Kesimpulan.
2.
Kelebihan:
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Y.
Tebak Kata
Model ini
menggunakan kartu yaitu kartu ukuran 10 x 10 cm dan diidi ciri-ciri kata
lainnya yang mengarah pada jawaban, yang kedua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk
menulis kata / istilah yang mau ditebak.
1.
Langkah-langkah:
a.
Jelaskan materi menit.
b.
Suruh siswa berdiri di depan kelas dan berpasangan.
c.
Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2
cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan di telinga.
d.
Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang
tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud pada kartu
10 x 10cm. Jawab yang tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempel di dahi.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
2.
Kelebihan:
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
3.
Kekurangan:
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.
Z.
Model Diskusi
Model
diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada
suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi
dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat
yang disepakati bersama.
Diskusi
sebagai model pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
ü memanfaatkan
berbagai kemampuan yang ada pada siswa
ü memberi
kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
ü mendapatkan
balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
ü membantu
siswa belajar berpikir secara kritis
ü membantu
siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
ü membantu
siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari
pelajaran sekolah
ü mengembangkan
motivasi untuk belajar lebih lanjut.
1.
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan model diskusi sebagai
berikut:
a.
Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan
atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang
akan didiskusikan.
b.
Guru menjelaskan tujuan diskusi.
c.
Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai
materi pelajaran yang didiskusikan.
d.
Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak
berbicara mengeluarkan pendapat.
e.
Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh
kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
f.
Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan
berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan
pendapatnya.
g.
Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari
pokok/problem.
h.
Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi
yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
i.
Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan
siswa.
j.
Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur
pembicaraan.
Kegiatan
siswa dalam pelaksanaan model diskusi sebagai berikut:.
a.
Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau
mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
b.
Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku
sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban
pemecahan problem yang diajukan.
c.
Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh
setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
d.
Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya
terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
e.
Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang
dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
f.
Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau
berbeda pendapat.
g.
Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling
dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
h.
Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan
tepat.
i.
Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
j.
Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan
berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut
pandang.
2.
Kelebihan model diskusi sebagai berikut:
a.
Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat
b.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
c.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu
problem bersama-sama.
d.
Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
e.
Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri,
menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
f.
Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
g.
Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang
bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
h.
Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
i.
Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan
berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan
logis.
j.
Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh
pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan
bertambah luas.
3.
Kelemahan model diskusi sebagai berikut:
a.
Tidak semua topik dapat dijadikan model diskusi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
b.
Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
c.
Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian
diskusi.
d.
Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga
waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e.
Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang
berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan
menggunakan kesempatan untuk berbicara.
f.
Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau
menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok
lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau
lebih bodoh.
AA. Model Jigsaw
Pada
dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab
terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri
dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa
ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan
menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan
subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa
tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam
subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya.
Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topik secara keseluruhan.
BB. Model
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Model
investigasi kelompok sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan
paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Model ini
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan
proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan model
investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian
kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat
terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,
mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih,
kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara
keseluruhan.
1.
Langkah-langkah
Adapun deskripsi
mengenai langkah-langkah model investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a.
Seleksi topic
Para siswa
memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)
yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam
jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b.
Merencanakan kerjasama
Para siswa
beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan
umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah a) di atas.
c.
Implementasi
Para siswa
melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus
melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan
mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di
dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d.
Analisis dan sintesis
Para siswa
menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas.
e.
Penyajian hasil akhir
Semua
kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai
suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinir oleh guru.
f.
Evaluasi
Guru beserta
siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara
individu atau kelompok, atau keduanya.
CC. Model
Inquiry
Model ini menekankan
pada penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. Kelebihan model ini
mendorong siswa berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan bekerja atas
dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka.
Kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran
mengandung masalah, memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak
efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
DD.
Model Debat
Model debat
merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan
kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri
dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro
dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik
yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi
pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi
setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan
mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada
dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran
kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa
saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling
tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang
dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan
menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan
peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran
tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat
(recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material
manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses
belajar.
EE. Model Role
Playing
Model Role
Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan.
1.
Kelebihan model Role Playing:
a. Melibatkan
seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya
dalam bekerjasama.
b. Siswa bebas
mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c. Permainan
merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang
berbeda.
d. Guru dapat
mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
FF. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Model pemecahan
masalah (problem solving) adalah penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi
atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.]
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.]
1.
Kelebihan
Adapun
keunggulan model problem solving sebagai berikut:
a.
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b.
Berpikir dan bertindak kreatif.
c.
Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
d.
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e.
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f.
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g.
Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.
2.
Kelemahan model problem solving sebagai berikut:
a. Beberapa
pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini. Misal terbatasnya
alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
GG. Model Team
Games Tournament (TGT)
Pembelajaran
kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif
yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5
komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1.
Penyajian kelas
Pada awal
pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2.
Kelompok (team)
Kelompok
biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat
dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
3.
Game
Game terdiri
dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya
dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4.
Turnamen
Biasanya
turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.
5.
Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau
lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila
rata-ratanya 30-40.
0 Response to "33 Model Pembelajaran"
Post a Comment