Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)
A. Pengertian
Metode Mind
Mapping (Peta Pikiran)
Mind mapping (peta
pikiran) adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun
1970-an. Metode ini dikenal juga dengan radiant
thinking (pancaran pinkiran). Metode Mind
mapping (peta pikiran) mengarahkan agar kita dapat menuangkan, mencatat
pikiran kita secara kreatif, efektif, kemudian dipetakan secara menarik, mudah,
dan berdaya guna, sehingga dengan demikian kita dapat memberi pandangan
menyeluruh pada pokok masalah atau area yang luas. Mind mapping (peta pikiran) memungkinkan kita merencanakan rute
atau membuat pilihan-pilihan hingga kita dapat mengetahui kemana kita akan
pergi dan di mana kita berada, mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat,
mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan
terobosan kreatif baru menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.
Mind mapping (peta
pikiran) juga dapat diartikan sebagai sebuah metode mencatat yang kreatif,
efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2009).
Sebagaimana diungkapkan DePorter (2000)
bahwa metode mencatat yang baik harus membantu kita mengingat perkataan
dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru.
Selain itu Buzan dan Bary, (2004: 68) juga menjelaskan
pengertian Mind Mapping (peta
pikiran) sebagai berikut :
Mind Mapping (pemetaan pikiran) adalah cara yang paling
mudah untuk memasukkan
informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak.
Peta pemikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir
otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari
pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal
sehingga membuka potensi otak.
Sejalan dengan itu, Jensen Erick (2002: 95) mengemukakan bahwa :
Pemetaan pikiran merupakan teknik visualisasi
verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk memahami materi,
terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran bertujuan membuat
materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu
merekam, memnperkuat, dan mengingat kemabli informasi yang telah dipelajari.
Lebih lanjut Rose dan J. Nichole (2006) mengungkapkan
bahwa mind mapping (peta pikiran)
adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang
signifikan. Mind mapping (peta
pikiran) menggunakan format global atau umum, yang memungkinkan informasi
ditunjukkan dalam cara mirip seperti otak kita berfungsi dalam pelabagi arah
secara serempak. Dari fakta tersebut, maka apabila kita juga menyimpan informasi
seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak
dan hasil proses belajar akan semakin mudah. Sejalan dengan itu Windura
(2008: 16) mengungkapkan bahwa “Mind
mapping (peta pikiran) adalah suatu teknis grafis yang memungkinkan kita
untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan
belajar”. Lebih lanjut Bobbi de Porter dan Hernacki (2008: 152)
menjelaskan, “mind mapping (peta
pikiran) merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra
visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih
dalam”.
B.
Tujuan
dan Manfaat Mind Mapping (Peta
Pikiran)
1.
Tujuan mind mapping (peta pikiran)
Mind mapping (peta
pikiran) bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis
yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali
informasi yang telah dipelajari (Jensen Erick, 2002). Sejalan dengan itu
Michael Michalko (Buzan 2009: 6-7) mengungkapkan bahwa mind mapping (peta pikiran) bertujuan untuk:
(1) Mengaktifkan seluruh
otak, (2) membereskan akal dari kekusutan mental, (3) memungkinkan kita
berfokus pada pokok bahasan,
(4)
membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling
terpisah, (5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian (6)
memungkinkan kita untuk mengelompokkan konsep, dan membantu kita
membandingkannya, (7) mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka
pendek ke ingatan jangka panjang.
Lebih lanjut Nur Muhammad (2009) mengungkapakan bahwa tujuan mind mapping yaitu untuk membantu siswa
berpikir secara kreatif sekaligus kritis, mengingat dengan baik materi
pelajaran di kelas, memahami buku yang dibaca, dan penugasan lain yang
diberikan dengan cara mengembangkan ide-ide pemikirannya.
2.
Manfaat mind mapping (peta pikiran)
Mind mapping (peta pikiran) merupakan teknik visualisasi verbal
ke dalam gambar. Mind mapping (peta
pikiran) sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang
diberikan secara verbal. Sugiarto Iwan (2004) mengungkapkan bahwa manfaat Mind mapping (peta pikiran) adalah untuk meringkas bahan yang akan dipelajari dan
memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik
sehingga lebih mudah untuk dipahami. Sejalan dengan itu Buzan (2009: 6) mengungkapkan bahwa manfaat mind mapping (peta pikiran) dapat mebantu kita untuk:
(1) Merencana, (2) berkomunikasi, (3) menjadi lebih kreatif, (4)menghemat
waktu, (5) menyelesaikan masalah, (6) memusatkan perhatian, (7) menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran, (8)mengingat dengan lebih baik, (9) belajar lebih
cepat dan efisien, (10) melihat gambar keseluruhan.
Lebih
lanjut,
Nur Muhammad (2009) mengungkapkan bahwa ada banyak sekali manfaat yang
didapatkan dengan mencatat menggunakan mind
mapping (peta pikiran) yaitu:
(1) mind mapping (peta pikiran) mampu
meningkatkan kapasitas pemahaman
karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa dan secara mental hal ini
juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah
persoalan. (2) mind mapping (peta pikiran) juga meningkatkan kemampuan
seseorang dalam berimajinasi,
mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu
menyelesaikan persoalan. (3) mind mapping
(peta pikiran) merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunaan garis
lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan menjadi karya seni yang
indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya. (4) mind mapping (peta pikiran)
dapat membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat.
Selain itu, catatan ini mampu membuka pemahaman dan sisi kreatif dengan
merangsang munculnya ide-ide dan insight
baru, bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri. Mind mapping (peta pikiran) dapat pula menjelaskan sebuah tujuan,
rencana, ide, maupun pemikiran secara jelas dan terstruktur.
C.
Kelebihan
Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)
Terdapat banyak kelebihan dari metode mind mapping (peta pikiran) karena
metode mind mapping (peta pikiran)
melibatkan kedua sisi otak yaitu menggunakan gambar, warna, dan imajinasi
(wilayah otak kanan) bersamaan dengan kata, angka, logika (wilayah otak kiri)
sehingga, belajar akan menjadi lebih menyenangkan. Salah satu kelebihan Mind mapping (peta pikiran) adalah dapat
membantu siswa dalam banyak hal,
seperti memacu kreativitas, pemahaman dan daya ingat siswa. Berikut pendapat para ahli tentang kelebihan mind mapping (peta pikiran).
Maghfiroh (2009) mengumukakan kelebihan mind mapping (peta pikiran) sebagai berikut:
(1) memudahkan kita melihat
gambaran keseluruhan, (2) membantu otak
untuk: mengatur, mengingat,
membandingkan, dan membuat hubungan, (3) memudahkan penambahan informasi
baru, (4) pengkajian ulang bisa lebih cepat, (5) setiap peta bersifat unik.
Sejalan dengan itu Astutiamin (2009) menyatakan bahwa kelebihan mind mapping (peta pikiran) untuk
anak-anak, yaitu: membantu dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu,
berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi,
media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya
memunculkan kreativitas.
D.
Langkah
langkah Pembuatan Mind Mapping (Peta
Pikiran)
Menurut Djohan (2008), proses pembuatan sebuah mind mapping (peta pikiran) secara step by step dapat dibagi menjadi empat
langkah yang harus dilakukan secara berurutan yaitu :
(1) Menentukan Central Topic (topik utama). Central Topic biasanya adalah Judul buku
atau Judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas serta
usahakan berbentuk image (gambar).
(2) Membuat Basic Ordering Ideas untuk Central
Topic yang telah dipilih, BOIs biasanya adalah judul Bab atau Sub-Bab dari
buku yang akan dipelajari atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (What, Why,
Where, When, Who dan How). (3) Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang
berisi data-data pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang
sangat penting karena pada saat inilah seluruh data-data harus ditempatkan
dalam setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang
menjadi ciri yang paling khas dari suatu mind
mapping (peta pikiran). (4) Melengkapi setiap cabang dengan Image baik berupa gambar, simbol, kode,
daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu
dengan lainnya. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah mind mapping (peta pikiran) menjadi
lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat.
Berikut
adalah contoh mind mapping (peta
pikiran) buatan Buzan (2009: 163):
Gambar:
2.1. Contoh mind mapping (peta
pikiran) Mesir
Lebih lanjut, Windura (2008)
mengemukakan bahwa pembuatan mind mapping
(peta pikiran) itu sangatlah mudah, namun ada hukum-hukum pembuatan mind mapping (peta pikiran) yang harus
diketahui dan dipatuhi. Hukum-hukum mind
mapping (peta pikiran) itu tidak lain adalah hukum-hukum otak kita. Jika
mau sukses belajar hukum otak harus dipatuhi. Berikut adalah ringkasan
dari Law of mind mapping (hukum mind mapping):
Berikut adalah contoh mind mapping (peta pikiran) buatan
Windura (2008) dengan topik gempa bumi
Gambar:
2.2 Contoh mind mapping (peta
pikiran) Materi Gempa Bumi
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat mind mapping (peta pikiran) yaitu:
1) Tuliskan
konsep, topik atau gagasan utama di tengah-tengah selembar kertas putih atau
papan whiteboard kemudian gambar sebuah lingkaran, kotak atau bentuk lain
mengelilinginya.
2) Mulailah
mengembangkan konsep utama itu dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa yang
berkontribusi terhadap ini? Mengapa? Bagaimana terjadi? Apa yang
mempengaruhinya? Gambarkan cabang dari pusat ke setiap kata kunci atau gagasan
yang muncul. Jumlah cabang yang ada akan berbeda tergantung pada jumlah
gagasannya. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang.
3) Tuliskan
kata kunci atau kalimat kunci pada tiap cabang dan tambahkan detail tentang
kata/kalimat tersebut. Kata kunci adalah kata yang mengungkapkan inti dari
sebuah gagasan dan memancing ingatan kita.
4) Terus
tambahkan cabang-cabang yang lain, mulailah dari kumpulan kata kunci yang
pertama dan seterusnya, sambil terus mengeksplorasi topik tersebut dengan lebih
dalam lagi.
5) Sambungkan
gagasan-gagasan yang berkaitan erat satu sama lainnya, dengan menggunakan tanda
panah, garis, atau cabang.
0 Response to "Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)"
Post a Comment