Model Pembelajaran Mastery Learning
A. Pengertian Model Pembelajaran Mastery Learning
Menurut Yunus (2008: 58) menjelaskan bahwa “mastery learning di dalam kondisi yang
tepat semua peseta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari”. Agar memperoleh hasil
belajar semaksimal, pembelajaran harus dengan sistematis. Tujuan pembelajaran
harus teragorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar.
Menurut Nasution (2009: 36) menjelaskan bahwa“mastery learning dalam proses
mengajar-belajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai
sepenuhnya oleh siswa”. Dalam usaha mencapai penguasaan penuh perlu diselidiki
prasyarat bagi pengesuaan itu. Salah satu Prasyaratnya adalah merumuskan secara
khusus bahan yang harus dikuasi dan tujuan itu harus dituangkan dalam alat
evaluasi yang bersifat sumatif agar dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa.
Maksud utama dari mastery
learning adalah memungkinkan 75% sampai
90% siswa untuk mencapai belajar yang sama tingginya dengan kelompok dalam pengajaran
klasikal.Maksud lain dari mastery
learning adalahuntuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar,
dansikap siswa yang positif terhadap materi pelajaran yang sedangdipelajarinya.
Oleh karena itu, taraf penguasaan minimal memilikikriteria yaitu pencapaian 75%
dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui penilaian formatif, mencapai 65%
dari nilai ideal yangdiperolehnya melalui perhitungan hasil tes subsumatif, dan
kokurikuleratau siswa memperoleh nilai 6,5 dalam rapor untuk mata
pelajarantersebut.
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Mastery Learning
Menurut
Suryosubroto (2002: 102) menguraikan bahwa ciri-ciri belajar mengajar dengan
model pembelajaranmastery learning dijelaskan
sebagai berikut:
1)
Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
Dalam
hal ini bahwa tujuan dari strategi belajar mengajar adalah agar
hampir semua siswa mencapai tingkat penguasaan tujuan pendidikan. Jadi baik
cara belajar mengajar maupun alat evaluasi yang digunakan untuk mengatur
keberhasilan siswa harus berhubungan erat dengan tujuan-tujuan pendidikan yang
akan dicapai.
2)
Memperhatikan perbedaan individu.
Dalam
hal ini pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dapat disesuaikan dengan
sensivitas indra siswa. Jadi cara belajar mengajar dengan menggunakan satu
macam metode dan satumacam media tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan.
Sebaliknya cara mengajar yang menggunakan multi metode dan multi mediaakan
menghasilkan proses belajar yang bermutu dan relevan.
3)
Evaluasi dilaksanakan secara kontinu dan didasarkan atas
kriteria.
Evaluasi
dilakukan secara kontinu ini diperlukan agar dapat menerima umpan balik yang
cepat/segera, sering dan sistematis. jadi evaluasi dilakukan pada awal selama
dan pada akhir proses pembelajaran mengajar berlangsung. Evaluasi berdasar
kriteria mengenal dua macam bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan
sumstif.
4)
Menggunakan program
perbaikan dan program pengayaan.
Program
perbaikan ditujukan kepada mereka ynag belum menguasai tujuan intruksional
tertentu, sedangkan program pengayaan diberikan kepada mereka yang telah
menguasai unit pelajaran yang diberikan.
5)
Menggunakan prinsip siswa belajar aktif.
Cara
belajar mengajar demikian mendorong siswa untuk bertanyan bila mengalami
kesulitan, mencari sumber-sumber lain untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapinya. Selain itu prinsip belajar aktif dapat mengembangakn keterampilan
kognitif, keterampilan “manual” kreativitas dan logika berfikir.
C.
Langkah-langkah
ModelPembelajaran Mastery Learning.
Menurut
Wena(2010: 184) menguraikan bahwa tahapan atau langkah-langkahmodel
pembelajaran mastery learning terdiri
atas lima tahap yaitu:
1)
Orientasi (orientation).
Pada
tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu karangka isi pelajaran. Selama
tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan
dikerjakan dan mengembankan tanggung jawab siswa.
2)
Penyajian (presentation).
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep atau keterampilan
baru disertai dengan contoh. Pengunaan media pembelajaran baik
visual/audiavisual sangat disarankan, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
pada tahap latihan berikutnya.
3)
Latihan Terstruktur (struktured
practice).
Dalam
tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalah, berupa
langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaikan suatu maslah/tugas.Dalam
tahap ini siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kumudian guru memberi balikan
atas jawaban siswa yang bersifat korektif.
4)
Latihan Terbimbing (guided
practice).
Pada
tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu
permasalahan secara berkelompok, tetapi masih di bawa bimbingan.Peranan guru
dalam tahap ini memantau kegiatan siswa dan memberi umpan balik atas jawaban
siswa.
5)
Latihan Mandiri (independencepractice).
Pada tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini.
Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antar 75%-90%
dalam tahap latihan terbimbing.Tujuan utama latihan mandiri (evaluasi) adalah memperoleh informasi tentang pencapai tujuan dan penguasaan
bahan oleh peserta didik.Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan
dalam hal apa para peserta didk perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai
tujuan, sehingga seluruh pesrta didik dapatmencapai tujuan, dan menguasai bahan
belajar secara maksimal.
D. Kelebihan dan Kekurangan Model
Pembelajaran Mastery Learning.
1)
Kelebihan model pembelajaran mastery learning
MenurutWena
(2009: 185) menguraikan bahwa kelebihan model pembelajaran mastery learning yaitu:
a)
Siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran
b)
Meningkatkan motivasi belajar
c)
Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara
mandiri
d)
Meningkatkan kepercayaan diri
2)
Kekurangan model pembelajaran mastery learning
Menurut Suprijono (2009: 136) menguraikan bahwa kekurangan
model pembelajaran mastery learning
yaitu:
a)
Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama
untuk menyelesaiakan tugas pembelajaran yang
diberikan.
b)
Peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang baik.
c)
jika siswa dikelompokkan tidak secara acak, maka siswa yang
intelegensinya kurang sebagian besar dari mereka tidak akan mencapai ketuntasan
belajar.
E. Penerapan Model
Pembelajaran Mastery Learning dalam Matematika.
Secara
operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dalam penerapan
model pembelajaran mastery learningdapat
dijabarkan sebagai berikut:
No.
|
Tahap
Siklus
Belajar
|
Kegiatan
Guru
|
Kegiatan
Siswa
|
1.
|
Orientesi
(orientation)
|
Menyampaikan
isi, langkah-langkah pembelajaran dan meninjau ulang pembelajaran sebelumnya.
|
Menyimak dan bertanya tentang isi.
|
Menyampaikan
tujuan pembelajaran.
|
Menyimak
tujuan pembelajaran.
|
||
2.
|
Penyajian
(pretentation)
|
Guru
menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh
dalam pembelajaran volume kubus dan balok.
|
Memperhatikan
penjelasan dari guru.
|
Guru
menggunakan media visual/audiovisual untuk menjelaskan tugas volume kubus dan
balok.
|
Mengamati
dan memahami media pembelajaran yang ditampilkan.
|
||
3.
|
Latihan Terstruktur
(struktured
practice)
|
Guru
memberikan contoh praktik penyelesaian masalah berupa langkah-langkah penting
dalam menyelesaikan tugas/soal volume kubus dan balok
|
Memperhatikan
dan bertanya penjelasan guru.
|
Guru
memberikan pertanyaan ke pada siswa dan umpan balik (yang bersifat korektif)
atas kesalahan siswa serta mendorongnya untuk menjawab dengan benar setiap
tugas yang diberikan.
|
Menjawab
pertanyaan guru dan mencermati umpan balik dari guru, jika ada hal yang belum
jelas bertanya lagi.
|
||
4.
|
Latihan terbimbing
(guided
practice)
|
Guru
memberikan tugas tentangvolume kubus dan balok dan membagi kedalam tiga
kelompok secara heterogen.
|
Siswamencari
dan berkumpul dengan anggota kelompoknya dan bekerja sama mengerjakan tugas
yang telah diberikan dengan semi bimbingan oleh guru.
|
Guru
mengawasi, memantau, membimbing, dan mengarahkan jalannya diskusi kelompok
secara meratserta memberikan umpan balik, memuji atas hasil kerja setiap
kelompok.
|
Siswa
mendiskusikan dan melaporkan hasil pekerjaannya dan kelompok lain memberikan tanggapan
atas jawaban temannyaserta mencermati umpan balik dari guru.
|
||
5.
|
Latihan Mandiri
(independence
practice)
|
Guru
memberi tugas mandiri
(evaluasi).
|
Siswa
mengerjakan soal secara mandiri/ individual.
|
Guru memeriksa hasil kerja siswa dan jika perlu memberikan
umpan balik atas hasil kerja siswa untuk meningkaykan retensi siswa.
|
Mencermati umpan balik dari guru, jika ada hal yang belum
jelas bertanya lagi pada guru.
|
Tabel. Penerapan model pembelajaran mastery learning dalam
matematika.
0 Response to "Model Pembelajaran Mastery Learning"
Post a Comment