Pengaruh Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter terhadap Prestasi Belajar Siswa SD


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Related

Berbicara masalah pendidikan tentunya tidak terlepas dari lembaga yang menjadi inti dari dari pendidikan itu sendiri, yaitu lembaga pendidikan dimana anak dididik untuk menggali seluruh kemampuannya. Lembaga pendidikan memiliki peranan besar dalam membentuk karakter siswa. Lembaga pendidikan sebagai lembaga akademik dengan tugas utamanya menyelenggarakan pendidikan dan mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni. Dimana dalam hal ini tujuan penyelenggaraan pendidikan, sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter. Oleh sebab itu, berbagai program dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter.
Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik , dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Salah satu kriteria keberhasilan penerapan pendidikan karakter adalah prestasi akademis para siswa. Pendidikan karakter yang diterapkan dalam lingkungan pendidikan akan memiliki dampak langsung pada prestasi belajar.
Dari yang kita lihat, selama ini guru belum banyak menumbuhkan pendidikan karakter kepada siswa, sehingga banyak siswa yang belum menyadari karakter yang seharusnya terbentuk. Mereka lebih suka mencontek atau bertanya kepada siswa lain sewaktu mengerjakan soal, takut bertanya kepada guru jika belum paham tentang materi yang diajarkan, menyepelekan tugas atau pekerjaan rumah dan banyak siswa yang berbicara dengan temantemannya selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, pendidikan karakter khususnya sikap percaya diri, kejujuran serta tanggung jawab sangat penting dalam proses pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran rasa percaya diri, disiplin serta tanggung jawab diharapkan dapat muncul dan dimiliki oleh setiap siswa dan pada akhirnya berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Rumusan Masalah
Pengertian pendidikan karakter?
Apa saja pengaruh pembelajaran berbasis pendidikan karakter terhadap prestasi belajar siswa SD?
Bagaimana penerapan dan pengembangan pendidikan karakter untuk mencapai prestasi siswa SD?

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter.
Untuk mengetahui  apa saja pengaruh pembelajaran berbasis pendidikan karakter terhadap prestasi belajar siswa SD.
Untuk mengetahui penerapan dan pengembangan pendidikan karakter untuk mencapai prestasi belajar siswa SD.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik. Secara umum fungsi pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik.
Pembelajaran pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan termasuk komponen pendidikan karakter adalah sebagai berikut: komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengolahan mata pelajaran, pengolahan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana prasarana. Pendidikan karakter di samping itu juga dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak. Sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Permasalahan serius yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Proses belajar juga berlangsung secara pasif dan kaku sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan atau hanya sekedar tahu). Semuanya ini telah membunuh karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan acting.
Keberhasilan pendidikan karakter ini harus ditunjang dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan bagi anak. Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan menjadi seseorang yang lifelong learner. Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. Apabila kita ingin mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah menjadikan kewajiban bagi kita untuk membentuk pendidik sukses dalam pendidikan dan pengajaran.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD
Sulistyowati (2012: 127) menyatakan bahwa “Pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan pembelajaran baik berlangsung di dalam maupun di luar kelas yang menjadikan peserta didik tidak hanya menguasai kompetensi (materi) tapi juga menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.”
Julaiha (2014) menuturkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai, pengintegrasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Hal yang senada juga disampaikan oleh Ghufron (2010) yang menuturkan bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter bangsa ke dalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan membina tabiat atau kepribadian peserta didik sesuai jatidiri bangsa tatkala kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yakni melalui berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan dilandasi oleh sebuah filosofi bahwa pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kepribadian siswa secara utuh (Akbar, S. dkk, 2015:27).
Dengan demikian, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Pendidikan karakter di Sekolah Dasar sangat penting untuk meningkatkan prestasi siswa dengan melalui beberapa model pembelajaran. Model pembelajaran pendidikan karakter yaitu mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. Apabila kita ingin mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah menjadikan kewajiban bagi kita untuk membentuk pendidik sukses dalam pendidikan dan pengajarannya.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis.
Adapun contoh pengaruh dari pendidikan karakter terhadap peningkatan prestasi siswa yaitu siswa yang memiliki karakter disiplin akan selalu mentaati peraturan sekolah, selalu mengikuti pelajaran di kelas, tidak suka membolos saat masih ada jam pelajaran dan tidak membuat kegaduhan di kelas. Siswa yang memiliki karakter disiplin tersebut akan lebih berprestasi daripada siswa yang tidak memiliki karakter disiplin. Hal ini dikarenakan siswa tersebut selalu mengikuti pelajaran yang artinya tidak ada materi pelajaran yang ia lewatkan untuk dipelajari.
Selain itu, selalu mendengarkan pelajaran di kelas dengan tenang, yang membuatnya lebih berkonsentrasi dan mempermudah dalam memahami pelajaran yang dia terima dari guru. Hal tersebut menjadikan siswa mudah dalam mengerjakan tugas/ujian yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan dia sudah mendapatkan materi yang dipelajarinya dari guru setiap pembelajaran di kelas, sehingga saat ujian dia sudah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengerjakan tugas/ujian yang diberikan guru, yang nantinya akan memudahkannya dalam mengerjakan tugas/ujian dan pada akhirnya akan mendapat hasil atau prestasi belajar yang memuaskan.
Siswa yang tidak memiliki karakter disiplin akan selalu membolos, tidak mengikuti pelajaran di kelas dan sering membuat kegaduhan di kelas. Siswa tersebut akan kesulitan dalam mengerjakan ujian/tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan dia sedikit sekali mendapat materi yang diberikan oleh guru, karena siswa tersebut jarang mengikuti pelajaran di kelas yang nantinya pada saat mengerjakan ujian akan kesulitan. Sehingga nilai ujiannya akan jelek atau prestasi belajarnya akan menurun. Berdasarkan uraian tersebut bahwa pendidikan karakter disiplin berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Raka, dkk (2011: 204) “Pendidikan karakter yang dilakukan dengan benar akan meningkatkan prestasi akademik siswa”. Pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Raka, dkk juga menyangkut pendidikan karakter disiplin. Selain itu, menurut Berkowitz dalam Asmani (2011: 44) mengatakan bahwa sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter, terjadi peningkatan motivasi siswa dalam meraih prestasi akademik. Hal ini berarti dengan meningkatnya motivasi siswa dalam meraih akademik maka prestasi belajarnya juga akan bertambah bagus.
Adapun pengaruh yaitu karakter siswa yang memiliki kepercayaan diri. Karakter percaya diri yang sangat tinggi tersebut dikarenakan penanaman pendidikan karakter percaya diri yang dilakukan oleh guru agar siswa selalu percaya akan kemampuannya sendiri, dan menyakinkan dirinya sendiri bahwa dia bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa yang memiliki karakter percaya diri akan selalu tenang dalam menghadapi berbagai situasi apapun, baik pada saat ujian maupun pada saat presentasi hasil diskusinya. Siswa yang memiliki karakter percaya diri akan tenang dalam mengerjakan tugas/ujian, sehingga materi pelajaran yang dipelajarinya tidak hilang pada saat ujian. Dengan begitu dia lebih mudah dalam mengerjakan tugas atau ujian dan pada akhirnya hasil ujian atau tugasnya akan baik serta prestasi belajarnya juga memuaskan. Siswa yang tidak memiliki karakter percaya diri akan gemetar saat mengerjakan ujian/tugas dari guru.
Materi pelajaran yang telah dipelajari, baik di rumah maupun di sekolah akan hilang dan dalam mengerjakan ujian/tugas tersebut dia tidak bisa berfikir dengan tenang. Oleh karena itu siswa yang tidak memiliki karakter percaya diri akan kesulitan dalam mengerjakan ujian/tugas yang diberikan oleh guru sehingga nilai/prestasi belajarnya tidak akan memuaskan.
Siswa yang memiliki karakter mandiri tidak selalu mengandalkan guru sebagai sumber belajar utama tetapi akan mencari sumber lain selain guru digunakan untuk menambah pengetahuannya tentang materi tersebut dan mempermudah dalam memahami materi tersebut. Sehingga pada saat mengerjakan ujian, siswa tersebut tidak mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa tersebut pengetahuan sudah banyak dan mengerti tentang materi yang diujikan. Sehingga nantinya hasil ujiannya akan bagus dan pada akhirnya prestasi belajarnya juga bagus.
Selain itu, siswa tersebut akan belajar secara mandiri setiap hari tanpa perintah dari orang tua maupun guru. Karena belajarnya dilakukan atas inisiatif sendiri maka akan cepat memahami tentang materi tersebut. Dengan demikian, dia akan mudah mengerjakan ujian/tugas dengan hasil yang bagus dan prestasi belajar yang bagus juga. Siswa yang tidak memiliki karakter mandiri akan selalu mengandalkan guru sebagai sumber pembelajaran utama, tanpa ada usaha untuk mencari sumber lain atau buku untuk menambah pengetahuannya tentang materi tersebut dan juga untuk mempermudahnya dalam memahami materi tersebut. Sehingga siswa tersebut akan kesulitan dalam mengerjakan ujian. Hal ini dikarenakan sedikitnya materi yang diperoleh, sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang tidak memuaskan atau prestasi belajarnya akan turun.
Pendidikan karakter dapat membentuk manusia yang berprestasi dan rasional, mengambil keputusan yang tepat, serta cerdas dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kecerdasan dalam memanfaakan potensi diri  dan bersikap rasional  merupakan ciri orang yang berkepribadian dan berkarakter. Inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia   saat ini, yakni tatanan masyarakat yang cerdas dan rasional.
Berbagai tindakan destruktif  dan tidak moral dan sering kali dilakukan  oleh masyarakat Indonesia belakangan ini menunjukkan  adanya kecenderungan bahwa masyarakat sudah tidak memperdulikan  lagi rasional dan dan kecerdasan mereka dalam bertindak dan mengambil keputusan. Akibatnya, mereka seringkali terjerumus ke dalam perilaku yang cenderung merusak, baik merusak lingkungan maupun diri sendiri, terutama karakter dan kepribadian.
Upaya yang perlu dilakukan agar masyarakat mampu memanfaatkan kecerdasan  dan rasionalitas dalam bertindak adalah menanamkan nilai-nilai kepribadian tersebut pada generasi masa depan sejak dini. Para peserta didik  merupakan harapan kita. Oleh karena itu, mereka harus dibekali pendidikan karakter sejak sekarang agar generasi masa depan Indonesia tidak lagi menjadi generasi yang irasional dan tak berkarakter.

Penerapan dan Pengembangan Pendidikan Karakter untuk Mencapai Prestasi Belajar Siswa SD
Sahroni (2017) menyatakan bahwa penerapan dan pengembangan pendidikan karakter pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan karakter ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta didik. Yakni rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ciptaan-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, mampu bekerjasama, percaya diri, kreatif, mau bekerja keras, pantang menyerah, adil, serta memiliki sikap kepemimpinan, baik, rendah hati, toleransi, cinta damai dan cinta persatuan.
Dengan ungkapan lain dalam upaya menerapkan pendidikan karakter guru harus berusaha menumbuhkan nilai-nilai tersebut melalui spirit keteladanan yang nyata, bukan sekedar pengajaran dan wacana. Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing yang akan mengisi ranah kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika moral (moral reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making), dan pengenalan diri (self knowledge).
Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati diri (Conscience), percaya diri (self asteem), kepekaan terhadap derita orang lain (empathy), kerendahan hati (humility), cinta kebenaran (Loving the good), pengendalian diri (self control). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral yang merupakan hasil (outcome) dua komponen karakter lainnya.
Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit). Pengembangan karakter dalam suatu system pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilainilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia internasional.
 Upaya pendidikan karakter dalam mencapai tujuan pembelajaran terdapat empat jenis pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan dalam proses pendidikan:
Pendidikan karakter berbasis nilai religius yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral).
Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi lingkungan).
Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).
Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).

Relevan dengan konsep di atas, pendidikan merupakan suatu proses humanisasi, artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tataran sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman. Pendidikan juga akan menjadikan manusia cerdas, pintar, kreatif, inovatif, mandiri dan bertanggung jawab.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan.
Dengan tercapainya semua penerapan di atas tentang pendidikan karakter maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui lingkungan, pengalaman-pengalaman, siswa aktif dalam belajar, disiplin, dan percaya diri. Artinya dengan pendidikan karakter siswa mampu menempatkan dirinya dalam proses belajar mengajar.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Pendidikan karakter di Sekolah Dasar sangat penting untuk meningkatkan prestasi siswa dengan melalui beberapa model pembelajaran. Model pembelajaran pendidikan karakter yaitu mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan.
Dengan tercapainya semua penerapan di atas tentang pendidikan karakter maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui lingkungan, pengalaman-pengalaman, siswa aktif dalam belajar, disiplin, dan percaya diri. Artinya dengan pendidikan karakter siswa mampu menempatkan dirinya dalam proses belajar mengajar.

B.Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil pembahasan adalah sebagai berikut: (1) Bagi siswa hendaknya untuk dapat meningkatkan karakter disiplin, percaya diri dan mandiri untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Karena semakin tinggi karakter disiplin, percaya diri dan mandiri makin semakin tinggi pula prestasi belajarnya, sebaliknya, semakin rendah karakter disiplin, percaya diri dan mandiri makin semakin pula pula prestasi belajarnya, (2) Bagi guru hendaknya tidak hanya menanamkan disiplin, percaya diri dan mandiri pada setiap pembelajaran melalui ucapan tetapi juga disertai dengan tindakan atau teladan yang baik, agar penerapan pendidikan karakter bisa berjalan dengan maksimal. 

Related Posts

0 Response to "Pengaruh Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter terhadap Prestasi Belajar Siswa SD"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel