Hidup ini Bukanlah Sebuah Ajang Persaingan
"Kamu kalah sama si A, dia saja sudah nikah. Masa kamu tidak laku - laku? hahaha"
"Si Rijal sudah sukses sekarang, kerjaan bagus, punya mobil mewah. Kamu kapan? Kenapa dari dulu tidak ada perubahan?"
Sudah sering kita dengar perkataan orang lain yang sangat suka membandingkan kehidupan satu temannya dengan temannya yang lain. Entah apa maksudnya, bisa jadi ingin menghina, membuat mental seseorang downatau mungkin menyemangati? Di balik apa alasan mereka suka menanyakan hal itu, yang jelas orang - orang semacam ini adalah individu yang berpikir bahwa hidup adalah sebuah ajang balapan, dimana yang tercepat adalah pemenangnya.
Apakah kalian setuju tidak dengan prinsip siapa yang paling dulu meraih suatu pencapaian hidup (seperti lulus kuliah, kerja mapan, menikah dan punya harta) adalah yang jadi pemenang?
Saya sendiri merasa kurang setuju. Coba bayangkan, kalau yang tercepat adalah yang menang! Berarti anak - anak yang menikah dini misalkan 17 tahun karena "kecelakaan" bisa dianggap menang dong? Terus yang bisa mendapatkan pencapaian hidup (urusan harta) dalam waktu tersingkat adalah winner, nah gimana sama orang - orang yang dari lahir sudah mendapatkan semuanya karena orang tuanya kaya? Mereka menang dari lahir gitu? Kemudian urusan gelar pendidikan, kalau yang paling awal mendapatkannya dianggap menang daripada yang lain, maka orang yang sudah berusia lanjut dan baru bisa kuliah dianggap kalah gitu?
Bagaimana dengan Ibu Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan yang semula hanya lulusan SMP kemudian baru bisa mendapatkan gelar pendidikan tinggi di tahun 2016, saat usianya sudah tidak muda lagi? Apakah juga itu berarti Beliau kalah dalam kehidupan ini? It's Big No!
Hidup setiap orang sangatlah berbeda - beda, terutama urusan waktunya. Bukan perkara siapa yang lebih dahulu mencapai sesuatu, melainkan siapa yang bisa menjadi lebih baik dari dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Hidup tidak didesain untuk berlomba dan berpacu sekencang - kencangnya dengan orang lain, tetapi dengan diri kita sendiri. Pertanyaan yang sesungguhnya bisa menjawab apakah kalian telah menjadi pemenang dalam kehidupan ini adalah "Apakah aku yang sekarang sudah lebih baik dan banyak berkembang daripada aku yang dulu?"
Kalau kalian sudah merasa banyak perubahan baik dari diri, itu artinya kalian sudah selangkah lebih dekat pada kemenangan hidup yang sesungguhnya. Bukan kemenangan semu seperti yang orang - orang di luar sana katakan. Urusan pencapaian hidup yang mungkin beberapa dari kita belum mampu raih, tenang! Semua ada waktunya, waktu mereka dan waktu kita tidaklah sama. Tetaplah berusaha berkembang dan meraih harapan semampu kita tanpa peduli seburuk apa orang lain menilai kita.
Semoga artikel ini dapat menyemangati kalian semua yang sedang merasakan tekanan akibat dorongan orang sekitar yang menekan kalian agar sukses secepat cepatnya.
"Si Rijal sudah sukses sekarang, kerjaan bagus, punya mobil mewah. Kamu kapan? Kenapa dari dulu tidak ada perubahan?"
Sudah sering kita dengar perkataan orang lain yang sangat suka membandingkan kehidupan satu temannya dengan temannya yang lain. Entah apa maksudnya, bisa jadi ingin menghina, membuat mental seseorang downatau mungkin menyemangati? Di balik apa alasan mereka suka menanyakan hal itu, yang jelas orang - orang semacam ini adalah individu yang berpikir bahwa hidup adalah sebuah ajang balapan, dimana yang tercepat adalah pemenangnya.
Apakah kalian setuju tidak dengan prinsip siapa yang paling dulu meraih suatu pencapaian hidup (seperti lulus kuliah, kerja mapan, menikah dan punya harta) adalah yang jadi pemenang?
Saya sendiri merasa kurang setuju. Coba bayangkan, kalau yang tercepat adalah yang menang! Berarti anak - anak yang menikah dini misalkan 17 tahun karena "kecelakaan" bisa dianggap menang dong? Terus yang bisa mendapatkan pencapaian hidup (urusan harta) dalam waktu tersingkat adalah winner, nah gimana sama orang - orang yang dari lahir sudah mendapatkan semuanya karena orang tuanya kaya? Mereka menang dari lahir gitu? Kemudian urusan gelar pendidikan, kalau yang paling awal mendapatkannya dianggap menang daripada yang lain, maka orang yang sudah berusia lanjut dan baru bisa kuliah dianggap kalah gitu?
Bagaimana dengan Ibu Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan yang semula hanya lulusan SMP kemudian baru bisa mendapatkan gelar pendidikan tinggi di tahun 2016, saat usianya sudah tidak muda lagi? Apakah juga itu berarti Beliau kalah dalam kehidupan ini? It's Big No!
Hidup setiap orang sangatlah berbeda - beda, terutama urusan waktunya. Bukan perkara siapa yang lebih dahulu mencapai sesuatu, melainkan siapa yang bisa menjadi lebih baik dari dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Hidup tidak didesain untuk berlomba dan berpacu sekencang - kencangnya dengan orang lain, tetapi dengan diri kita sendiri. Pertanyaan yang sesungguhnya bisa menjawab apakah kalian telah menjadi pemenang dalam kehidupan ini adalah "Apakah aku yang sekarang sudah lebih baik dan banyak berkembang daripada aku yang dulu?"
Kalau kalian sudah merasa banyak perubahan baik dari diri, itu artinya kalian sudah selangkah lebih dekat pada kemenangan hidup yang sesungguhnya. Bukan kemenangan semu seperti yang orang - orang di luar sana katakan. Urusan pencapaian hidup yang mungkin beberapa dari kita belum mampu raih, tenang! Semua ada waktunya, waktu mereka dan waktu kita tidaklah sama. Tetaplah berusaha berkembang dan meraih harapan semampu kita tanpa peduli seburuk apa orang lain menilai kita.
Semoga artikel ini dapat menyemangati kalian semua yang sedang merasakan tekanan akibat dorongan orang sekitar yang menekan kalian agar sukses secepat cepatnya.
0 Response to "Hidup ini Bukanlah Sebuah Ajang Persaingan"
Post a Comment