Keterampilan Membaca Literal dan Pemahaman
Membaca Literal |
Hakikat Keterampilan Membaca Literal dan Pemahaman
1. Hakikat Membaca Literal
Pada hakikatnya, membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks secara tersurat. (Yuli:2012). Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-24)
Membaca literal merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti (meaning)yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya,pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal (reading the lines) dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi. (Harras:1998)
Cochran (1991:16) menjelaskan bahwa pemahaman literal mencakup rincian yang terdapat teks, rujukan kata ganti, dan urutan peristiwa dalam cerita. Sehingga dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks yang merupakan pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan.
2. Hakikat Membaca Pemahaman
Pada hakikatnya Kegiatan membaca khususnya membaca pemahaman sangat penting bagi setiap siswa dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal ini didasarkan pada suatu pemikiran sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca. Membaca pemahaman ialah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu dibaca sampai selesai (Suhendar, 1992: 27).
Nuttal (dalam Fifin, 2007:15) mendefinisikan membaca pemahaman sebagai suatu proses interaksi antara pembaca dengan teks dalam suatu peristiwa membaca.
Kegiatan atau membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan dan menguasai isi bacaan. Pembaca harus mampu menguasai dan memahami bacaan yang dibacanya. Dalam hal ini, unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca adalah pemahaman. Pendapat yang hampir sama dengan Nuttal adalah pendapat Tarigan (2008:58) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi.
Membaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari apa yang dibaca. Lebih lanjut Somadyo (2011:10) memaparkan bahwa terdapat tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu:pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki,menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yang akan dibaca, dan proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pangulimara (dalam Marselina, 2009:34) yang mengungkapkan bahwa, membaca pemahaman atau membaca komprehensi adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian (Pangulimara dalam Marselina, 2009:10). Berdasarkan pendapat Pangulimara tersebut, dapatlah dikatakan bahwa inti kegiatan dari membaca adalah suatu pemahaman. Pernyataan Pangulimara tersebut pun sesuai dengan pendapat Grellet (dalam Mardiyah, 2010: 34) menyatakan bahwa mengerti suatu teks bacaan tidak hanya sekedar mengerti apa yang ada, tetapi lebih dalam lagi yakni diperlukan pemahaman.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses dalam memahami isi bacaan, mencari hubungan antar hal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana, menyimpulkan bacaan, dan merefleksikan hal-hal yang telah dibaca. Membaca pemahaman bukanlah teknis atau membaca indah, melainkan membaca untuk mengenal atau menemukan ide baik yang tersirat maupun tersurat. Proses ini melibatkan faktor kecerdasan dan pengalaman pembaca, keterampilan berbahasa, dan penglihatan.
Teknik Keterampilan Membaca Literal dan Pemahaman
1. Teknik keterampilan membaca literal
Untuk membangun pemahaman literal, siswa diberikan panduan pertanyaan arahan seperti yang dikemukakan oleh Burn, Roe dan Ross (1996: 47) yaitu:
1) Siapa, untuk menyakan orang/binatang atau tokoh di dalam wacana
2) Apa, untuk menanyakan barang, bench, dan peristiwa
3) Di mana, untuk menanyakan tempat
4) Kapan, untuk menanyakan waktu
5) Bagaimana, untuk menanyakan proses jalannya suatu peristiwa alasan untuk sesuatu
6) Mengapa, untuk menanyakan sesuatu sebagaimana disebutkan di dalam bacaan
Panduan untuk memahami isi bacaan secara literal seperti di atas diharapkan dapat dijadikan petunjuk untuk memahami isi bacaan. Shanklin dan Rhodes dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 105) menyatakan bahwa: “Kemampuan memahami isi bacaan merupakan suatu proses yang berkembang secara terus-menerus dan dapat dimulai sebelum buku dibaca dan berkembang setelah buku selesai dibaca.”
2. Teknik keterampilan membaca pemahaman
Pelaksanaan membaca pemahaman dapat diterapkan dalam berbagai tingkatan sekolah. Membaca pemahaman dapat menggunakan berbagai metode, diantaranya SQ3R, skema, posse, savi, dan PQ4R
a) PQ4R
- Preview (membaca sekilas dengan cepat)
- Question (merumuskan pertanyaan)
- Read (membaca)
- Reflek (refleksi)
- Menghubungkan hal tersebut dengan hal yang diketahui
- Mengaitkan sub-sub topik dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama
- Memecahkan kontradiksi yang ada dalam teks
- Gunakan materi untuk memecahkan masalah pada pengajaran tersebut
- Recite (Tanya jawab sendiri)
- Review (mengulang secara menyeluruh)
b) SQ3R
Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik dan bersifat praktik. Metode SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional. Menurut Huda (2014: 244) yaitu : “SQ3R menurut strategi pemahaman yang membantu siswa berpikir tentangteks yang sedang mereka baca. Seringkali dikategorikan sebagai strategi belajar,SQ3R membantu siswa ‘mendapatkan sesuatu’ ketika pertama kali mereka membaca teks.bagi guru SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa bagaimana membaca dan berpikir layaknya para pembaca efektif”.
Islamudin (2012:179) menjelaskan bahwa pada prinsipnya metode SQ3R digunakan untuk mempelajari teks, artikel ilmiah dan laporan penelitian yang meliputi :
- Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasikan seluruh teks.
- Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
- Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
- Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
- Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersu sun pada langkah kedua dan ketiga.
c) POSSE
Membaca POSSE merupakan strategi membaca pemahaman yang dikembangkan oleh Carol Englert dan Troy Mariage pada tahun 1991. Teknik membaca POSSE adalah strategi pemahaman membaca yang menggabungkan antara kemampuan membaca dan sekaligus mempelajarinya secara praktis dan efektif bagi pembaca. Membaca POSSE menggunakan strategi memprediksi, mengatur, mencari, meringkas, dan menilai untuk dapat memahami informasi atau menjelaskan isi yang terkandung dalam suatu teks.
Langkah-Langkah Pengajaran Membaca POSSE
- P = Predict, Prediksikan informasi atau ide pokok apa yang ada dalam teks.
- O = Organise, Menyatukan prediksi-prediksi dan memikirkan atau membayangkan pemetaan konsep atau menorganisir grafik.
- S = Search, Mencari untuk melihat seandainya saja prediksi yang ada sudah benar dan untuk menemukan ide pokok yang ada pada teks selanjutnya.
- S = Summarise, Meringkas atau menyimpulkan ide-ide pokok setiap paragraf dan memberikan pertanyaan ‘teacher like’ tentang ide pokok yang terkandung.
- E= Evaluate, Menilai pemahaman teks, dalam langkah evaluate terdapat empat tahap yaitu pertanyaan, membandingkan, menjelaskan dan memprediksi.
d) SAVI
SAVI merupakan singkatan dari Somatic, Auditory, Visual dan Intellectual. SAVI adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa membaca pemahaman haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik. Terdapat empat unsur dalam teknik SAVI yaitu Somatis (pemahaman dengan bergerak dan berbuat), Auditori (pemahaman dengan mendengar dan berbicara), Visual (pemahaman dengan mengamati dan menggambarkan) dan Intelektual (pemahaman memecahkan masalah).
Aspek-aspek Keterampilan Membaca Literal dan Pemahaman
1. Aspek-aspek keterampilan membaca literal
- pengetahuan yang telah dijumpai oleh pembaca (prior knowledge). Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata dan dalam struktur psikologis pembaca
- pengetahuan tentang struktur teks (knowledge of text structure). Penguasaan struktur teks bacaan deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri
- kegiatan menemukan makna (active search for information. Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.
Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks yang tersurat.” Kompetensi membaca pemahaman seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang mutlak dimiliki oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka mampu membaca permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD, yaitu kelas satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada tingkat kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal) dan secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.
2. Aspek-aspek keterampilan membaca pemahaman
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar seseorang dapat mencapai suatu tingkat pemahaman, seharusnyalah ia mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi (Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan, 1986:12):
- memahami pengertian sederhana (retorikal, gramatikal, leksikal),
- memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansi, reaksi pembaca)
- evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)
- kecepatan membaca yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan keadaan
Tujuan Membaca Literal dan Pemahaman
1. Tujuan membaca literal
Membaca literal bertujuan hanya mengenal arti yang tertera secara tersurat dalam teks bacaan. Pembaca cukup menangkap informasi yang tertera secara literal (reading the lines) dalam teks bacaan. Ia tidak berusaha mendalami atau menangkap lebih jauh. Teknik seperti ini biasanya dipakai dalam proses belajar mengajar tingkat rendah, misalnya siswa SD-SMP. (Dandi:2012). Contohnya: Siswa SD yang diberi tugas membaca sebuah buku cerita atau buku tentang ilmu
2. Tujuan membaca pemahaman
Samsu Somadayo (2011:11) menyatakan bahwa tujuan utama membaca pemahaman adalah memperoleh pemahaman. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh.
Seseorang dikatakan memahami bacaan secra baik apabila memiliki kemampuan sebagai berikut :
- Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis,
- Kemampuan menangkap makna yang tersurat dan tersirat.
- Kemampuan membuat simpulan.
0 Response to "Keterampilan Membaca Literal dan Pemahaman"
Post a Comment