Cara Belajar Manusia Pembelajar


Pengertian Manusia Pembelajar

Istilah “Manusia Pembelajar” terbentuk dari dua kata, yaitu manusia dan pembelajar. Kedua kata tersebut jika berdiri sendiri-sendiri memiliki arti yang berbeda atau jika digabungkan memiliki arti dan makna yang lain. Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali akal dan pikiran. 

Akal dan pikiran itulah nanti yang menuntun manusia dalam melakukan sesuatu serta mampu membedakan hal- hal yang baik dan buruk. STA dalam Alfian 1985:143 mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang menciptakan kebudayaan dan hidup sepanjang sejarah dalam berbagai kebudayaan yang selalu mengalami perubahan. Sementara itu, kata pembelajar berasal dari kata dasar “ajar” yang dibubuhi imbuhan -pe dan -be. Imbuhan -pe merupakan penegasan makna dari kata dasar ajar (yang telah ditambahkan imbuhan –be/ belajar) yang berarti gemar/suka/rajin jika digabung dengan kata manusia. 

Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian belajar yaitu suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku, dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap, dan yang lainnya.
Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan tingkah laku dalam proses belajar menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan membedakan, konsep kongkrit, konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik.

Kebiasaan Manusia Pembelajar

1. Hambatan dalam Proses Belajar

Hambatan dalam proses belajar sebagai berikut:
a. Tidak adanya tujuan yang jelas
Penetapan suatu tujuan akhir dari proses belajar adalah sesuatu yang penting. Tujuan itu berfungsi sebagai sutu titik cahaya yang akan mendorong kita untuk terus fokus, berusaha, dan belajar agar keluar dari “kegelapan”. Tujuan belajar adalah bertumbuh, dan pikiran kita, tidak seperti tubuh kita. Pikiran kita dapat terus bertumbuh seiring kita menjalani hidup.

b. Terlalu banyak menetapkan tujuan
Sering pula kita mematok banyak tujuan atau harapan, ingin belajar bahasa baru, menguasai suatu program komputer tertentu dan banyak keinginan lainnya, pada saat yang sama. Awalnya, hal ini bisa jadi akan terasa menyenangkan dan menantang, namun setelah beberapa lama, tujuan atau fokus yang terbesar seperti ini akan membuat kita tidak mencapai satu tujuan pun.

c. Terlalu sulit
Ketika kita terlalu bersemangat untuk belajar, kita mungkin menetapkan tujuan atau membangun suatu kebiasaan yang tidak realistis, dan ini akan menimbulkan frustasi dan akhirnya memebuat kita menyerah. Jadi, tetap bersikap realistis adalah faktor penting untuk dapat membangun kebiasaan belajar.

d. Motivasi yang rendah
Kita harus mengakui bahwa belajar tidak akan selalu menyenangkan, ada saat-saat kita diharuskan memiliki keterampilan atau pengetahuan baru yang sebenarnya bukanlah minat kita, berdisiplin memang membantu, tetapi perlu didikung oleh motivasi yang tinggi.

2. Kebiasaan untuk Meningkatkan Kemampuan Otak

Kebiasaan untuk meningkatkan kemampuan otak sebagai berikut:
a. Tidak mengonsumsi alkohol
Mereka dengan memori yang kuat ternyata jarang mengonsumsi minuman-minuman beralkohol karena ternyata alkohol dapat merusak sistem saraf dan melemahkan kemampuan otak.

b. Menonton televisi tidak lebih dari satu jam setiap harinya
Orang-orang berdaya ingat kuat jarang melihat tayangan yang tidak terlalu penting kecuali tayangan yang sifatnya mengedukasi. Mereka lebih sering membaca dari pada menonton televisi.

c. Sering membaca novel
Dengan membaca novel, otak akan dilatih berpikir dan menebak – nebak apa yang akan terjadi. Alur cerita novel yang berliku-liku akan membuat otak terus berpikir, tetapi dalam bentuk pertualangan otak yang lebih menarik dan seru.

d. Selalu menyilang-nyilangkan dan menyambung-nyambungkan data
Kemampuan otak akan terus meningkat ketika data yang masuk kedalamnya terhubung satu sama lain. Dengan menghubung-hubungkan seperti itu, sebuah data akan tersimpan dan tertanam dalam otak lebih kuat lagi.

e. Tidak pernah lupa mengonsumsi ikan
Ikan diketahui merupakan sumber protein yang berfungsi meregenerasi sel-sel mati. Sel-sel otak pun harus tetap diregenerasi. Beberapa jenis ikan seperti salmon dan sarden mengandung omega 3 yang sangat baik untuk pengembangan sel-se otak dan kemampuan mengingat seseorang.

3. Kebiasaan Manusia yang Harus Dihindari

a. Tidak Menampakkan Diri
Salah satu hal paling sederhana, namun memiliki efek yang sangat besar dalam meraih kesuksesan, baik dalam kehidupan sosial, karir, keuangan, ataupun kesehatan adalah menampakkan diri lebih sering, akan membuat sebuah perbedaan yang sangat besar untuk sebuah kesuksesan. Jika tidak, anda tidak akan pergi kemana-mana. Hal ini berlaku di semua area dalam hidup.

Contoh: Jika anda menulis lebih sering, suatu saat anda akan menjadi penulis hebat ketika hasil tulisan anda selalu ditunggu orang untuk dibaca. Jika anda sering bertemu atau berkumpul dengan teman-teman, kemungkinan anda bertemu dengan seseorang yang spesial bertambah besar.

b. Menunda Pekerjaan
Ada dua kondisi yang menyebabkan seseorang menunda pekerjaannya, yaitu:
  • Memiliki pekerjaan yang sangat menumpuk.
  • Memiliki sedikit pekerjaan sehingga manusia berpikir untuk menundanya terlebih dahulu.
Beberapa cara yang bisa dilakukan agar dapat keluar dari kebiasaan menunda ini adalah sebagai berikut:
  • Lakukanlah tugas terberat dan terpenting terlebih dahulu di pagi hari. Awal yang baik di padi hari akan membuat momentum yang positif sehingga anda akan menjalani sisa hari anda dengan lebih bersemangat.
  • Pecahlah tugas menjadi langkah-langkah kecil dan fokuslah pada langkah pertama. Setelah selesai, bisa dianjurkan ke langkah kecil berikutnya.
  • Jika berpikir untuk menunda pekerjaan karena hanya memiliki sedikit pekerjaan, sebaiknya mulai berpikir bagaimana jika tiba-tiba mendapatkan tugas baru sementara tugas yang lama belum dikerjakan.
c. Anda melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak penting
Kebiasaan lainnya yang tidak produktif selain menunda adalah anda menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak penting. Untuk menghindari hal ini, tuliskan tiga hal penting yang harus anda lakukan setiap hari, baik di atas kertas atau notebook, lalu mulailah mengerjakannya dari urutan teratas. Meskipun anda hanya sanggup menyelesaikan satu pekerjaan saja, setidaknya anda telah melakukan hal terpenting yang perlu anda lakukan di hari tersebut.

Cara Belajar Manusia Pembelajar

Adapun cara belajar manusia pembelajar sebagai berikut:
1. Visual (Belajar dengan Cara Melihat)

Cirinya adalah lirik dan kestabilan berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual). Dalam hal ini, metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititikberatkan peda peragaan media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peragaannya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti mteri pelajaran. Mereka cenderung duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan vidio. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detailnya untuk mendapatkan informasi.

a. Ciri-Ciri Gaya Belajar Visual
  • Bicara agak cepat;
  • Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi;
  • Tidak mudah terganggu oleh keributan;
  • Mengingat yang dilihat daripada yang didengar;
  • Lebih suka membaca daripada dibacakan;
  • Pembaca cepat dan tekun;
  • Sering mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tida kpandai memilih kata-kata;
  • Lebih suka melakukan demosntrasi daripada pidato;
  • Lebih suka musik daripada seni;
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering minta bantuan orang untuk mengulanginya.
b. Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Visual
  • Gunakan materi visual, seperti: gambar-gambar, diagram, dan peta;
  • Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting
  • Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi;
  • Gunakan multimedia (contohnya: komputer dan video);
  • Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (Belajar dengan Cara Mendengar)

Cirinya adalah lirikan ke kiri/ ke kanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Untuk itu, guru sebaiknya harus memerhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui nada suara, pitch (tinggi rendahnya), kebepatan berbicara, dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori daripada dengan mendengarnya. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

a. Ciri-Ciri Gaya Belajar Auditori
  • Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri;
  • Penampilan rapi;
  • Mudah terganggu oleh keributan;
  • Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat;
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;
  • Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca;
  • Biasanya ia pembicara yang Fasih;
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya;
  • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik;
  • Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual;
  • Berbicara dalam irama yang terpola;
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara.
b. Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Auditori
  • Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi, baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga;
  • Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras;
  • Gunakan musik untuk mengajarkan anak;
  • Diskusikan ide dengan anak secara verbal;
  • Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
3. Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja, dan Menyentuh)

Cirinya adalah lirikan ke bawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinesretik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

a. Ciri-ciri Gaya Belajar Kinestetik .
  • Berbicara perlahan;
  • Penampilan rapi;
  • Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan;
  • Belajar melalui memanipulasi dan praktik;
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat;
  • Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca;
  • Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita;
  • Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca;
  • Menyukai permainan yang menyibukkan;
  • Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu;
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
b. Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Kinesretik
  • Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam;
  • Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan objek sesungguhnya untuk belajar konsep baru);
  • Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar;
  • Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan;
  • Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan music;
  • Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar Otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Pemikiran Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara

“Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, dan karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya”, (Sambo & Yasunari, 2010: 33). Terdapat tiga poin penting yang dapat ditarik dari definisi di atas yaitu budi pekerti, pikiran, dan tubuh. Dari sini bisa disimpulkan bahwa pendidikan yang digagas ole Ki Hajar Dewantara adalah usaha memanusiakan manusia secara manusiawi ke arah kemerdekaan batiniah dan lahiriah.

Ki Hajar Dewantara adalah seorang humanis. Melalui pendidikan, ia bertekad membangun dan mengangkat harkat martabat manusia Indonesia. Ki Hajar Dewantara berkeyakinan bahwa pendidikan merupakan jalan untuk membebaskan individu-individu terjajah menjadi manusia merdeka, utuh , dan bahagia, baik secara batin, intelektualitas, maupun karakter. Dengan pribadi-pribadi yang berjiwa merdeka, utuh, dan bahagia, kemerdekaaan akan lebih mudah diwujudkan.

Jadi, pada saat Ki Hajar Dewantara mengungkapkan semacam filsafat pendidikan (lebih tepat jika disebut filsafat pembelajaran) dengan mengungkapkan konsep 3N, yaitu niteni (memahami esensi dan menandai ciri-cirinya), nirokake (menirukan), dan nambahi (mengembangkan) tatkala seorang siswa sedang diajar oleh gurunya (terlihat pengaruh behaviorisme di sini), itu adalah filsafat pendidikan bagi orang Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terlihat betapa begitu repotnya merumuskan filsafat pendidikan Indonesia.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, Ki Hajar Dewatara dengan menetapkan tiga fatwa dan lima asas pendidikan yang dikenal dengan panca dharma. Berikut tiga fatwa pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara:
  1. Tetep, antep, mantep; Pendidikan seharusnya dilakukan dengan ketetapan pikiran, keteguhan hati, dan kemantapan diri.
  2. Kandel, kendel,bandel; Pendidikan harus mampu menghantarkan seseorang menjadi pribadi yang berpendirian teguh, berani, dan tahan uji.
  3. Neng, ning, nung, nang; Pendidikan harus mampu mencipatakan kesenangan, keheningan, ketenangan, dan renungan.
Panca dharma pendidikan Ki Hajar Dewantara:
  1. Kodrat alam, pelaksanaan pendidikan didasarkan pada kodrat alam, bahwa pikiran manusia bisa dikembangkan dengan disengaja atau direncanakan ecara sistematik.
  2. Kemerdekaan, pendidikan seharusnya memberikan kemerdekaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara bertaggung jawab.
  3. Kebudayaan, pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk berbudaya.
  4. Kebangsaan, seluruh warga negara Indonesia adalah satu bangsa tanpa membedakan ras, status sosial, atau agama.
  5. Kemanusiaan, manusia Indonesia adalah manusia luhur yang menghormati dan berani menjalin kerja sama dengan bangsa lain dengan kasih sayang.
Pemikiran Belajar Menurut R.A. Kartini

Kartini tumbuh sebagai sosok yang cerdas dan kritis. Saat usia 12 tahun Kartini harus rela berhenti sekolah karena terbentur adat budaya yang mengharuskannya dipingit, masa menunggu sampai tiba saatnya menikah. Ia tidak bisa melanjutkan studinya ke Hogere Burgerschool (HBS) di Semarang, yaitu setingkat SMA selama 5 tahun, seperti kakak laki-lakinya. Dari situlah fenimisme dan nasionalisme Kartini muncul yang kemudian menjadikannya pribadi yang kritis.

Ia tidak setuju dengan adanya perbedaan kesempatan bersekolah antara laki-laki dan perempuan. Ia tidak setuju dengan praktik poligami, walaupun ayahnya sendiri melakukannya. Ia menginginkan kebebasan dan kemandirian hidup untuk wanita seperti tokoh idolanya, Pundita Ramabai, seorang pejuang wanita India.

Menurut Zakaria (2010), 7 tahun sepeninggal Kartini, yakni pada 1911, Jacques Henrij (J. H) Abendanon membukukan surat-surat Kartini yang ditulis kepada teman-temannya di Batavia maupun Belanda yang berisi pemikiran-pemikiran dan cita-citanya. Oleh Abendanon buku tersebut diberi judul Door duisternis tot licht, secara harfiah bermakna dari kegelapan menuju cahaya. Pada 1922, Balai Pustaka menerjemahkan dan menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayu dengan judul “Habis gelap terbitlah terang: Boeah pikiran”. Baru pada tahun 1938, Armanjn Pane, seorang sastrawana angkatan Pujangga Baru menerjemahkan dan menerbitkannya dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Ternyata tulisan-tulisan Kartini menarik minat Conrad Theodore van Deventer, seorang tokoh politik etis. Bersama istrinya, pada 1912, van Deventer mendirikan yayasan Kartini dan membangun Sekolah Kartini di Semarang yang diperuntukkan bagi pendidikan kaum perempuan pribumi sesuai cita-cita Kartini.

0 Response to "Cara Belajar Manusia Pembelajar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel