Pembangunan Karakter Bangsa

Pembangunan Karakter Bangsa

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
  Karakter adalah watak, sifat, akhlak atau kepribadian yang membedakan individu satu dengan yang lainnya. Karakter yang dimiliki seseorang nantinya akan menentukan bagaimana cara individu tersebut menyelesaikan masalah atau menghadapi suatu masalah. Karakter yang baik pasti diperlukan baik dalam pekerjaan, sekolah, atau berorganisasi. Namun setiap manusia tentu memiliki karakter buruk baik dalam kadar besar atau kecil karena manusia bukan makhluk sempurna. Hanya saja kita perlu memikirkan bagaimana agar karakter yang buruk tersebut tak menghambat impian kita dan bisa diminimalisir. Dalam pembentukan karakter yang baik kita perlu mempelajari pendidikan karakter. Pendidikan karakter ialah bentuk kegiatan dari manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.
  Keadaan bangsa Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Para generasinya banyak yang melupakan budaya mereka sendiri. Padahal bangsa Indonesia sangat membutuhkan peran dan kontribusi dari para rakyatnya terutama generasi muda yang nantinya akan menjalankan pemerintahan Indonesia. Dalam menjalankan pemerintahan tentunya memerlukan para pejabat pemerintah dengan karakter yang baik dan dapat dijadikan panutan bagi rakyat. Tidak seperti sekarang banyak para pejabat negara yang melakukan korupsi. Korupsi merupakan salah satu contoh dari buruknya karakter yang dimiliki para pejabat pemerintah. Bahkan saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga se-Asean sebagai Negara terkorup. Selain dari kalangan para pejabat juga terdapat dari kalangan para generasi muda yaitu kita sering melihat adanya tawuran antar murid atau antar mahasiswa.
Ada alasan yang sangat mendasar mengapa hal tersebut terjadi yakni karena pembentukan karakter yang lemah. Dalam kondisi kehidupan bangsa dimana nilai kemanusiaan mengalami krisis, bila dunia pendidikan formal hanya mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa diimbangi penanaman nilai-nilai keluhuran martabat manusia, belum memberikan sumbangan besar bagi perwujudan masyarakat adil dan makmur. Maka dari itu diperlukan pembangunan terhadap karakter bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang lebih baik dengan kualitas sumber daya manusia yang memiliki karakter baik. 

1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian karakter,bangsa,dan karakter bangsa
2. Peran pendidikan dalam membangun karakter bangsa
3. Fungsi dan tujuan pembangunan karakter bangsa
4. Faktor yang mempengaruhi terkikisnya karakter bangsa
5. Bagaimana solusi pembangunan karakter bangsa

1.3. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian karakter,bangsa,dan karakter bangsa
2. Mengetahui peran pendidikan dalam membangun karakter bangsa
3. Mengetahui fungsi dan tujuan pembangunan karakter bangsa
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi terkikisnya karakter bangsa
5. Mengetahui bagaimana solusi pembangunan karakter bangsa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Karakter, Bangsa, dan Karakter Bangsa
    2.1.1. Karakter
Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seseorang dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam kesehariannya,tabiat tersebut bias baik atau buruk.hal itu tergantung pada pembentukan karakter dalam lingkungannya.seperti pendapat yang dikemukakan oleh aries toteles dalam Heri Gunawan(2012:23) bahwa”karakter itu erat hubungannya dengan kebiasaan yang kerat dimanifestasikan dalam tingkah laku”.Jadi,dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat khas yang terpatri pada diri seseorang,diwujudkan melalui nilai-nilai moral kemudian menjadi ciri khas seseorang yang terbentuk dalam kehidupan sehari-hari.

   2.1.2. Bangsa
Lalu Ben Anderson,seorang ilmuwan politik dari Universitas Cornell merumuskan pengertian bangsa secara unik .Menurut pengamatannya,bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imagined political    community)dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Dikatakan sebagai komunitas politik yang dibayangkan karena bangsa yang paling kecil sekalipun para anggotanya tidak kenal satu sama lain.
Dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang paling besar sekalipun yang penduduknya ratusan juta jiwa mempunyai batas wilayah yang relative jelas.Dibayangkan  sebagai komunitas yang dibayangkan karena terlepas dari adanya kesenjangan dan penindasan,para anggota bangsa itu selalu memandang satu sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air.perasaan sebangsa inilah yang menyebabkan berjuta-juta orang bersedia mati bagi komunitas yang dibayangkan itu.

   2.1.3. Karakter Bangsa
Karakter Bangsa Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas- baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.

2.2. Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa
Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan membangun karakter bangsa. Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi dimensi, sesuai fungsinya maka pendidikan merupakan objek yang harus ditinjau kembali. Karena rapuhnya karakter suatu bangsa, pastilah diawali dan disebabkan oleh rapuhnya pendidikan karakter di bangku-bangku akademik.
Upaya menghidupkan kembali pendidikan karakter ini merupakan amanat yang telah digariskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Berbicara pembentukan kepribadian tidak lepas dengan bagaimana kita membentuk karakter SDM (Sumber Daya Manusia).
Pembentukan karakter SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat menghadapi tantangan regional dan global (Muchlas dalam Sairin, 2001: 211). Tantangan regional dan global yang dimaksud adalah bagaimana generasi muda kita tidak sekedar memiliki kemampuan kognitif saja, tapi aspek afektif dan moralitas juga tersentuh. Untuk itu, pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai manusia yang memiliki integritas nilai-nilai moral sehingga anak menjadi hormat sesama, jujur dan peduli dengan lingkungan. Lickona (1992) menjelaskan beberapa alasan perlunya Pendidikan karakter, di antaranya:
1. Banyaknya generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran pada nilai-nilai moral
2. Memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling utama
3. Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting ketika banyak anak-anak memperoleh sedikit pengajaran moral dari orangtua, masyarakat, atau lembaga keagamaan
4. Masih adanya nilai-nilai moral yang secara universal masih diterima seperti perhatian, kepercayaan, rasa hormat, dan tanggung jawab
5. Demokrasi memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan moral karena demokrasi merupakan peraturan dari, untuk dan oleh masyarakat
6. Tidak ada sesuatu sebagai pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan nilai-nilai setiap hari melalui desain ataupun tanpa desain
7. Komitmen pada pendidikan karakter penting manakala kita mau dan terus menjadi guru yang baik
8. Pendidikan karakter yang efektif membuat sekolah lebih beradab, peduli pada masyarakat, dan mengacu pada performansi akademik yang meningkat.
Alasan-alasan di atas menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggungjawab, rendahnya kepercayaan diri, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter, Lickona dalam Elkind dan Sweet (2004) menggagas pandangan bahwa pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai etika atau moral.
Pendidikan karakter ini mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa proses pendidikan yang ada di pendidikan formal, non formal dan informal harus mengajarkan peserta didik atau anak untuk saling peduli dan membantu dengan penuh keakraban tanpa diskriminasi karena didasarkan dengan nilai-nilai moral dan persahabatan. Di sini tampak bahwa peran pendidik dan tokoh panutan sangat membantu membentuk karakter peserta didik atau anak.

2.3. Tujuan dan Fungsi Pembangunan Karakter Bangsa
2.3.1. Tujuan Pembangunan Karakter Bangsa
Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.
Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.

2. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

4. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

5. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan
Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2.3.2.Fungsi Pembangunan Karakter Bangsa
a. Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi
Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
b. Fungsi Perbaikan dan Penguatan
Pembangunan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

c. Fungsi Penyaring
Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Ketiga fungsi tersebut dilakukan melalui: (1) Pengukuhan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara (2) Pengukuhan nilai dan norma konstitusional UUD 1945 (3) Penguatan komitmen kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (4) Penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika (5) Penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia dalam konteks global.

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Terkikisnya Karakter Bangsa

2.4.1. Bangga Akan Produk Asing
Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang kalah saing dengan luar negeri yang seharusnya bisa menjadi tuan rumah Indonesia yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian produk lokal karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau menggunakan produk luar daripada dalam. Serta gaya mewah yang terjadi apabila memakai produk luar. 92% produk teknologi yang kita pakai buatan asing, 80% pasar farmasi dikuasai asing, 80% pasar tekstil dikuasai produk asing. Yang terjadi di Indonesia, apabila memakai produk luar itu berkesan elegan dan mewah karena harganya yang cenderung lebih tinggi dan kualitas yang dijanjikan telah bagus dan menyebar di seluruh dunia.

2.4.2.Malu Berbahasa Daerah
Selama ini banyak orang yang tidak menghargai dan tidak bangga dengan bahasa ibu atau bahasa daerah sendiri. Mereka merasa bahasa asing lebih hebat dan merasa malu berbahasa daerah. Sebagaimana kita ketahui bahwa berbahasa itu adalah kebiasaan dan segala yang menjadi kebiasaan, akan tetap melekat. Namun, karena tidak dibiasakan menggunakan bahasa daerah, maka bahasa daerah akan punah.

2.4.3. Sikap Anak Muda Menjunjung Anarkisme
  Seperti yang kita ketahui dan kita lihat sampai saat ini tindakan anarkis sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tindakan anarkis adalah tindakan semena-mena yang dilakukan menggunakan kekerasan terhadap kelompok atau seseorang yang melakukan tindak kejahatan. Tindakan anarkis ini bisa berupa pemukulan, pengeroyokan, serta pengrusakan fasilitas umum.

2.4.4. Individualisme
Perlu kita ketahui bahwasanya Indonesia terkenal sebagai negara yang masyarakatnya memiliki sikap keramah tamahannya yang mendominasi setiap individunya. Akan tetapi semakin kedepan yang terjadi malah sebaliknya, dimana sikap individualisme mulai menjangkit pada masyarakat-masyarakat dalam bangsa Indonesia. Keramah tamahan yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia mulai tidak didukung oleh individu-individu yang memiliki sikap individualisme.
Contohnya kurangnya komunikasi antar satu orang dengan individu lainnya yang ada disekitarnya. (tetangga dan lingkungan sekitar), kurangnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain yang ada di sekitarnya dan minimnya interaksi dengan orang lain, seperti tetangga disekitar rumah, rekan kerja yang biasanya paling sering bertemu dan bertatap muka.

2.5. Solusi Pembangunan Karakter Bangsa
1. Bangsa Indonesia harus mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila secara konsisten
2. Masyarakat dan Bangsa Indonesia terutama generasi muda masa depan harus memiliki paradigma tentang Pancasila yaitu the value changes the life and the world .
3. Lebih memberi perhatian dalam pembangunan rokhani yaitu pendidikan agama
4. Banyak mengamalkan pancasila dalam kehidupan nyata baik hal besar maupun kecil
5. Menjunjung rasa nasionalisme yang tinggi

``



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pembentukan karakter SDM yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang lebih berat. Karakter SDM dalam dibentuk melalui proses pendidikan formal, non formal, dan informal yang ketiganya harus bersinergis. Untuk menyinergiskan, peran pendidik dalam pendidikan karakter menjadi sangat vital sehingga anak didik atau SDM Indonesia menjadi manusia yang religius, moderat, cerdas, dan mandiri sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional serta watak bangsa Indonesia.

3.2. Saran
Sangat diperlukan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan karakater bangsa. Pembangunan karakter bangsa bisa sangat berpengaruh bagi keadaan Negara kedepannya karena orang dengan karakter baik tentu terlihat sangat berbeda dengan orang yang berkarakter buruk. Dengan masyarakat yang memiliki karakter baik maka bisa menghasilkan pola pikir dan keputusan yang baik pula. Jadi, kita sebagai masyarakat tidak bisa menyalahkan secara penuh kepada pemerintah kita juga perlu membantu pemerintah.


0 Response to "Pembangunan Karakter Bangsa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel