Model Pembelajaran Inkuiri Sosial
A.
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Sosial.
Model pembelajaran inkuiri sosial dikembangkan
oleh Massialas dan Cox (1996). Menurut Roestiyah (2008), bahwa inkuiri sosial
adalah istilah dalam bahasa inggris yang merupakan suatu tekhnik atau cara yang
digunakan guru untuk mengajar. Adapun pelaksanaanya secara garis besar yaitu :
guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan masing – masing kelompok mendapat tugas tertentu yang
harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya
di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan,
kemudian dubuat laporan yang tersusun dengan baik. Setelah hasil kerja kelompok
didiskusikan dalam sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari
sidang plenolah kesimpulan akan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil
kelompok.
Menurut Ali,M (2002), Model mengajar dapat ditetapkan oleh
guru dengan memperhatikan tujuan dan bahan. Pertimbangan
pokok dalam menentukan metode terletak pada keaktifan proses belajar mengajar. Model
mengajar sangat banyak dan bervariasi. Inkuiri sosial dalam penggunaanya dapat
dikategorikan ke dalam pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Model
mengajar pada pendekatan kelompok pada umumnya ditunjukkan untuk membimbing
kelompok agar belajar sedangkan pendekatan individual memungkinkan setiap siswa
dapat belajar sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing – masing. Namun pada
dasarnya pendekatan kelompok harus tetap memperhatikan adanya perbedaan
individual dalam diri siswa.
Sund (Trianto, 2007:135) menyatakan
bahwa
Inkuiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam.
Inkuiri sosial yang dalam bahasa inggris merupakan inkuiri, berarti pertanyaan,
atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sosial sebgai suatu proses umum yang
dilakukan manusia untuk mencari atau mamahami informasi .
Menurut Sanjaya (2006:196) bahwa :
Model pemebelajaran inkuiri sosial
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.
Model pembelajaran inkuiri sosial berangkat dari asumsi
bahwa sejak manusia lahir ke dun ia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan sekitarnya merupakan
kodrat manusia sejak lahir.
B.
Langkah-langkah Model Pembelajaran
Inkuiri Sosial.
Wena (2008), mengemukakan langkah – langkah penerapan Model
inkuiri sosial sebagai berikut :
1) Tahap orientasi.
Dalam tahap ini guru harus mampu membangun /
mengembangkan rasa peka terhadap masalah – masalah sosial atas subjek yang
dibahas. Selain itu juga membagi siswa ke dalam kelompok – kelompok inkuiri.
2) Tahap hipotesis.
Tahap selanjutnya adalah proses pengembangan hipotesis
sejelas mungkin, sebagai konsekuensi dari permasalahan yang sedang diuji.
Hipotesis yang diajukan dapat dijadikan penuntun pada proses inkuiri
selanjutnya.
3) Tahap definisi.
Pada tahap ini hipotesis yang diajukan diklarifikasi dan
didefinisikan, sehingga semua kelompok siswa dapat memahami dan
mengkomunikasikan permasalahan yang dibahas.
4) Tahap eksplorasi.
Pada tahap ini hipotesis yang diajukan diperluas /
dianalisis, implikasinya, asumsi – asumsinya, dan deduksi yang mungkin
dilakukan dari hipotesis tersebut. Dalam hal ini dilakukan kajian terhadap
kualitas dan kekurangan hipotesis yang diuji tingkat validitasnya.
5) Tahap pengumpulan fakta atau bukti.
Pada tahap ini fakta dan bukti yang dibutuhkan untuk
,mendudkung hipotesis, sesuai dengan karakteristrik hipotesis yang diajukan.
Dalam tahap ini siswa dibimbing cara – cara mengumpulkan bukti, fakta, data
yang berhubungan dengan hipotesis yang diajukan. Siswa didorong untuk belajar
memverivikasi, mengklasifikasikan, mengkategorikan, dan mereduksi data – data.
6) Tahap generalisasi.
C.
Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran
Inkuiri Sosial.
1) Keunggulan Model pembelajaran inkuiri
sosial.
Menurut Roestiyah (2008:76) bahawa keunggulan Model
pembelajaran inkuiri sosial adalah sebagai berikut :
a) Dapat membentuk dan mengembangkan “sel-consept” pada diri siswa, sehingga
siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide - ide lebih baik. b) membantu dalam menggunakan
ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, c) mendorong siswa
untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur,
dan terbuka, d) mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan
hipotesanya sendiri, e) memberi kepuasan yang bersifat intrinsik, f) situasi
proses belajar menjadi lebih merangsang, g) dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu, h) memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri, i) siswa dapat
menghindari cara – cara belajar yang tradisional, j) dapat memberikan waktu
pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi.
2) Kelemahan Model pembelajaran inkuiri
sosial.
Disamping memiliki keunggulan, Model pembelajaran inkuiri
sosial juga memiliki kelemahan atau kekurangan. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Sanjaya (2006:208), yaitu sebagai berikut :
a)Jika inkuiri sosial digunakan sebagai
Model pembelajarn, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa,
b) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh siswa karena terbentur
kebiasaan siswa dalam belajar, c) kadang – kadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan, d) selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka Model pembelajaran inkuiri
sosial akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
D.
Penerapan Model inkuiri sosial dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Adapun penerapan Model inkuiri sosial pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
memecahakan masalah sosial, menurut Wena, (2008), dijabarkan sebagai berikut :
1.
Persiapan.
a.
Identifikasi
kompetensi dan topik pada kurikulum yang meliputi:
1) Identifikasi kompetensi yang akan dikuasai siswa.
2) Identifikasi
topik-topik yang mendukung ketercapaian kompetensi tersebut.
3) Identifikasi topik-topik yang sesuai.
4) Identifikasi sumber balajar yang terkait dengan topik yang
akan diajarkan.
b. Kembangkan kegiatan belajar untuk keenam tahap dalam pembelajaran (orientasi, hipotesisi, definisi, eksplorasi, pengumpulan
bukti dan fakta, generalisasi ) dengan tugas-tugas yang
harus dikerjakan siswa baik individu maupun kelompok.
c. Rancang prosedur alat evaluasi yang akan digunakan untuk
menilai pencapaian hasil
belajar siswa.
d. Pelaksanaan.
2.
Tahap orientasi.
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Memberikan contoh kasus yang
berhubungan dengan pembelajaran.
c. Merangsang tumbuhnyakepekaan sosial
siswa.
d. Merangsanag siswa mengajukan pertanyaan
– pertanyaan yang terkait dengan kasus yang dihadapi.
e. Membentuk kelompok – kelompok inkuiri.
3.
Tahap hipotesisi.
a. Membantu siswa mengembangkan hipotesis
yang berhubungan dengan masalah yang dikaji.
b. Hipotesis yang diajukan oleh siswa
kemudian diuji bersama oleh guru dan siswa.
c. Membantu siswa untuk melakukan
validitas terhadap hipotesis yang diajukan.
d. Membantu siswa untuk maninjau
kesesuaian hipotesis dengan fakta dan bukti yang mendudkung atau bukti yang
tidak mendukung.
4.
Tahap definisi.
a. Membimbing siswa untuk mengklarifikasi
hipotesis yang diajukan kemudian mendefinisikannya, sehingga semua kelompok
siswa dapat memahami dan mengkomunikasikan permasalahan yang dibahas.
b. Membimbing siswa mendefinisikan
hipotesis yang diajukan.
5.
Eksplorasi.
a. Memebantu siswa untuk memperluas /
menganalisis hipotesis yang diajukan.
b. Membantu siswa untuk menganalisis
implikasi hipotesis yang diajukan.
c. Membimbing siswa mengkaji kualitas dan
kekurangan hipotesis.
d. Membimbing siswa untuk menganalisis
tingkat validitas logisnya dan konsistensi internal hipotesis yang diajukan.
6.
Tahap Pengumpulan bukti dan fakta.
a. Membimbing siswa untuk mengumpulkan
bukti dan fakta yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis.
b. Membimbing siswa cara – cara
mengumpulkan fakta, bukti, data yang berhubungan dengan hipotesis yang
diajukan.
c. Mendorong siswa untuk belajar
memverifikasi, mengklasifikasikan, mengategorikan, dan mereduksi data – data.
7.
Tahap generalisasi.
a. Membantu siswa mengungkapkan
penyelesaian masalah yang dipecahkan.
b. Membimbing siswa untuk mencoba
mengembangkan beberapa kesimpulan.
c. Membimbing siswa untuk memilih
pemecahan masalah yang paling tepat.
0 Response to "Model Pembelajaran Inkuiri Sosial"
Post a Comment