Pendekatan Value Clarification Technique ( VCT )


A.     Pengertian pendekatan Value Clarification Technique ( VCT )
Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Pendekatan mengandung makna tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,maka baik strategi dan metode dapat tergantung pada pendekatan tertentu.
Nilai berasal dari bahasa latin vale’re’ yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehinnga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandangbaik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.nilai adalah kualitas suatu suatu hal yang menjadikan hal yang disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.
                   Sandiryo, (2008 : 520) mengemukakan sebagai berikut:
Kata value yang diterjemahkan menjadi nilai memiliki dua sisi, yakni sebagai kata benda dan kata kerja. Sebagai kata benda mempunyai dua pengertian. Pertama, sebagai objek sesuatu yang dianggap  suatu nilai apabila memiliki kualitas kebaikan atau harga ( goodness atau worth) misalnya gula manis, orang alim, udara sejuk. manis, alim, dan sejuk itulah nilai. Kedua, sebagai pengamat suatu hal yang dianggap bernilai atau punya nilai apabila dilihat dari fikiran seseorang sebagai kulaitas atau harga.

Dengan kata lain, sesuatu yang dapat dinilai memilki harga apabila hal itu memiliki kualitas kebaikan dan dilihat oleh pengamat sebagi hal yang baik. Dalam dunia pendidikan tentunya kita yakini bahwa nilai yang menyankut ranah afektif ini perlu diajarkan kepada siswa, agar siswa mampu menerima dan mengimplementasikan nilai dengan sadar , mantap, dan menalar yang sehat.
Menurut Adisusilo (2011) nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai sebagai sesuatu yang abstrak menurut Raths (Adisusilo,2011:17) mempunyai sejumlah indikator yang dapat dicermati, yaitu:
1) Nilai memberi  tujuan atau arah kemanakehidupan harus menuju, harus dikembangkan atau diharapkan. 2) nilai member aspirasi atau inspirasi kepada sesorang untuk hal yang berguna, yang baik, dan yang posotif bagi kehidupan.3) nilai mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku atau bersikap sesuai dengan moralitas masyarakat, jadi nilai itu member acuan atau pedoman bagaimna seharusnya bertingkah laku.4) nilai itu menarik, memikat hati seseorang untuk di fikirkan, untuk direnungkan, untuk dimiliki, untuk deiperjuangkan dan untuk dihayati.5) nilai mengusik perasaan, hati nurani seseorang ketika sedang mengalami perasaan, atau suasana hati, seperti senang,sedih tertekan, bergembira, bersemangat,dan lain-lain.6) nilai terkait dengan keyakinan atau kepercayaan atau keyakinan terkait dengan nilai-nilai tertentu.7) suatu nilai menuntut adanya aktivitas perbuatan atau tingkah laku tertentu sesuai dengan nilai tersebut, jadi nilai tidak berhenti pada pemikiran, tetapi mendorong atau menimbulkan niat untuk melakukan seseuatu sesuai dengan nilai tersebut. 8) nilai biasanya muncul dalam kesadaran , hati nurani atau fikiran seseorang, ketika yang bersangkutan dalam situasi kebingungan, mengalami dilemma atau menghadapi berbagai persoalan hidup.

Clarification (klarifikasi) diartikan sebagai proses pengembangan kemampuan peserta didik dalam memperjelas atau mengkaji kembali sesuatu yang dipegangnya baik yang telah diketahui maupun yang belum diketahui. Sedangkan technique (tekhnik) adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara berceramah yang efektif dan efesien di siang hari dengan jumlah peserta didik yang banyak, tentu berbeda dengan dengan ceramah untuk peserta didik yang jumlahnya sedikit.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa Pendekatan VCT  adalah Pendekatan nilai di mana peserta didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, memutuskan, mengambil sikap sendiri nilai-nilai hidup yang ingin diperjuangkannya. Peserta didik dibantu menjernihkan, memperjelas atau mengklarifikasi nilai-nilai hidupnya, lewat diskusi, dialog dan presentasi. Misalnya peserta didik dibantu menyadari nilai hidup mana yang sebaiknya diutamakan dan dilaksnakan, lewat pembahasan kasus-kasus hidup yang sarat dengan konflik nilai atau moral.
      VCT merupakan pendekatan pembelajaran nilai yang mampu mengantar peserta didik mempunyai keterampilan atau kemampuan menentukan nilai-nilai hidup yang tepat sesuai dengan tujuan hidupnya dan menginternalisasikannya sehingga nilai-nilai menjadi pedoman dalam bertingkah laku atau bersikap. (Hall 1973: 45)

Dengan klarifikasi nilai, peserta didik tidak disuruh menghafal nilai-nilai dari orang lain akan tetapi dibantu menemukan, menganalisis, mempertanggungjawabkan, mengembangkan nilai-nilai hidupnya sendiri. Dengan demikian peserta didik akan semakin mandiri, semakin mampu mengambil keputusan sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri, tampa campur tangan yang tidak perlu dari pihak lain.
Jadi, VCT member penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatan sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri.

B.     Tujuan pendekatan  Value Clarification Technique ( VCT )
                 Tujuan pendekatan ini adalah
1)       Membantu peserta didik untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai –nilai orang lain.
2)       Membantu peserta didik agar mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, berkaitan dengan nilai-nilai yang diyakininya.
3)       Membantu pesereta didik agar mampu menggunakan akal budi dan kesadaran emosionalnya untuk memahami perasaan, nilai-nilai dan pola tingkah lakunya sendiri.
           Namun, Wina Sanjaya (Adisusilo, 2011: 284) Pendekatan VCT digunakan dengan tujuan:
1) Untuk mengukur atau mengetahui tingakt kesadaran murid tentang suatu nilai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pijak menentukan target nilai yang akan dicapai. 2) menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat maupun sifat yang positif maupun yang negative untuk selanjutnya ditanamkan kea rah peningkatan dan pencapaian target nilai. 3) menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional ( logis) dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa sebagai proses kesadaran moral bukan kewajiban moral. 4) melatih siswa dalam menerima, menilai nilai dirinya dan pososi nilai orang lain, menerima serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.

                Di samping itu, perlu disadari bersama bahwa pendidikan nilai itu bukanlah sesuatu yang ditambahkan, melainkan justru merupakan sesuatu yang hakiki dalam seluruh proses pendidikan. Sinurat, ( Adisusilo. 2011:3)  mengatakan:
Pendidikan nilai jangan berbentuk indoktrinasi, tetapi dalam bentuk suatu tawaran nilai sehingga peserta didik mempunyai waktu dan kesempatan untuk memikirkannya secara bebas dan rasioanal nilai-nilai mana yang paling tepat untuk dirinya. Tugas pendidik lebih sebagai fasilitator, pendamping yang bijak bagi peserta didik.

          Dalam rangka pendidikan nilai, keterampilan berkomunikasi perlu mendapat perhatian utama dan perlu didahulukan pengembangannya, hal ini dapat dilakukan dalam dengan dialog,diskusi kelompok atau persentasi dan lain-lain. Sering kali nilai-nilai luhur mau ditanamkan dalam diri peserta didik, namun ternyata tidak dapat bertumbuh atau berkembang karena cara penyampainnya atau tidak tepat.
                                          Ada berbagai manfaat yang dapat di petik bila pendekatan klarifikasi nilai diterapkan. Simon ( Adisusilo, 2011 : 155) mengatakan bahwa pendekatan   VCT dapat meningkatkan kemampuan peserta didik  untuk:
1) memilih, memutuskan, mengkomunikasikan, mengungkapkan gagasan, keyakinan, nilai-nilai dan perasaannya; 2) berempati (memahami perasaan orang lain; melihat dari sudut pandang orang lain); 3) memecahkan masalah; 4) menyatakan sikap: setuju, tidak setuju, menolak atau menerima pendapat orang lain; 5) mengambil keputusan; 6) mempunyai pendirian tertentu, menginternalisasikan dan bertingkah laku sesuai dengan nilai yang telah dipilihdan diyakini.

C.      Bentuk – bentuk Pendekatan Value Clarification Technique ( VCT )
                                Menurut Djahiri (1985:18) ada beberapa bentuk Pendekatan ( VCT), yaitu:
1)   VCT dengan menganalisa suatu kasus yang controversial, suatu cerita yang  dilematis, mengomentari klipping, membuat laporan dan kemudian dianalisa bersama.2) VCT dengan menggunakan matrik. Jenis VCT ini meliputi : daftar baik-buruk, daftar tingkat urutan, daftar skala prioritas, daftar gejala kontinum, daftar penilaian diri sendiri, daftar membaca perkiraan orang lain tentang diri kita, dan perisai 3) VCT dengan menggunakan kartu keyakinan, kartu sederhana diskusikan pokok masalah, dasar pemikiran positif-negatif dan pemecahan pendapat siswa yang kemudian diolah dengan analisa yang melibatkan siswa terhadap masalah tersebut.4) VCT dengan Tekhnik Wawancara ; cara ini melatih keberanian siswa dan mampu mengklarifikasi pandangannya kepadalawan bicara dan menilai secara baik, jelas dan sistematis. 5) VCT dengan Tekhnik Inkuiri Nilai dengan pertanyaan yang acak random, dengan cara ini siswa berlatih berfikir kritis, analitis, rasa ingin tahu dan sekaligus mampu merumuskan berbagai hipotesa atau asumsi yang berusaha mengungkapsuatu nilai atau system nilai yang ada atau dianut atau yang menyimpang.

D.     Prinsip – prinsip Pendekatan Value Clarification Technique ( VCT )
                                Adapun prinsip – prinsip Pendekatan VCT yaitu:
1)   Penanaman  nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor  antara lain faktor potensi diri; kepekaan emosi, intelektual dan faktor lingkungan; norma nilai masyarakat, system pendidikan dan lingkungan keluarga dan lingkunga  bermain.
2)   Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan kekuatan nilai tertanam atau dimiliki pada diri siswa.
3)   Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaru lingkungan terutama lingkungan sosial.
4)   Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasi nilai atau sikap secara rasional, sehingga dalam diri siswa munciul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau berbuat tertentu.
5)   Pengubahan nilaiu memerlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalau VCT menuntut keterbukaan antara guru dengan siswa.
E.      Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Value Clarification Technique ( VCT )
          Pendekatan VCT memberi  penekanan kepada usaha membantu seseorang/ peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dan mendorongnya untuk membentuk system nilai mereka sendiri serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
                                Menurut Djahiri ( 1985: 22) pendekatan VCT memiliki kelebihan di antaranya:
1) Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal slide.2)Mampu mengklarifikasi atau menggali dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna/pesan nilai/moral.3)Mampu mengklarifikasi dan menilai kulaitas nilai moral diri siswa, melihat  nilai yang ada pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam kehidupan nyata4)Mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan potensi sikap.5)Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai kehidupan.6)Mampu menangkal,meniadakan mengintervensi dan memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang 7)Memberi gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.

                                Adapun kelemahan pendekatan VCT dalah:
1)   Apabila guru tidak memilki kemampuan melibatkan peserta didik dengan keterbukaan,saling pengertian, dan penuh kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau initasi/palsu. Siswa akan bersikap menjadi siswa yang sangat baik ideal patuh dan penurut namun hanya bertujuan untuk menyenangkan guru atau memperoleh nilai yang baik.
2)   Sistem nilai yang dimiliki dan tertanam guru, siswa yang kurang atau tidak baku dapat mengganggu tercapainya target nilai baku yang ingin dicapai atau nilai etik.
3)   Sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama memerlukan kemampuan/keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu mengunkap dan menggali nilai yang ada dalam diri siswa.
4)   Memerlukan kreativitas guru dalam menggunakan media yang tersedia di lingkungan terutama yang actual dan factual sehingga dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
F.      Penerapan Pelaksanaan Pendekatan VCT Dalam Pembelajaran PKn

                 Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru). Komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang berupa materi pembelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan pendekatan  yang tepat.
Peran Pendekatan VCT dalam mata pelajaran PKn menekankan bagaimana seharusnya seseorang membangun nilai yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan penekannya kepada guru yang diharapkan mampu secara optimal menginternalisasikan nilai. Norma, dan moral dalam diri siswa, tetapi bukan hanya sebatas pada penguatan kognitif saja melainkan mampu merangsang ranah afektif dan psikomotorik murid agar siswa di Sekolah Dasar sebisa mungkin mencapai tujuan Pendidikan Nasional NO.20 tahun 2003.
                Secara umum proses dalam klarifikasi nilai dapat kita amati pada hal berikut:
a.     Bangga atas kepercayaan dan prilaku diantaranya
1)        Menunjukkan rasa senang dan bangga
2)        Menyatakan pada orang lain
b.    Memilih kepercayaan dan prilaku
1)      Memilih dari berbagai alternativ
2)      Memilih setelah menguji dan mempertimbangkannya
3)      Memilih dengan leluasa atau bebas
c.     Bertindak atas kepercayaan itu.
1)      Bertindak
2)      Bertindak atas dasar suatu pola secara berulang-ulang dengan tetap atau konsisten
                   ada 3 tekhnik yang sering diterapkan pada pendekatan VCT  yaitu:
a.     Murid berani menentukan dan menyatakan pilihannya secara pasti
        Prosedur:
1)   Guru mengajukan pertanyaan kepada murid yang dimulai dengan kata-kata
Apakah kebudayaan Indonesia terkenal di internasional?
      Cara murid menjawab berdasarkan pilihannya, misalnya:
a)   Ya dengan mengacungkan tangannya
b)   Tidak dengan meletakkan telapak tangannya didadanya
c)   Tidak dapat menentukan pilihannya, cukup berdiam diri, dengan tangan tetap dipangkuan atau di atas meja.
2)    setelah selsesai beberapa pertanyaan dapat dilanjutkan dengan diskusi, lebih-lebih apabila terjadi kebingungan dan kesulitan  bagi siswa untuk menentukan pilihannya.
b.    Tekhnik menentukan urutan prioritas yang bertujuan untuk melatih murid menetapkan urutan prioritas dari kemungkinan tersulit.
             Prosedur:
1)  Guru mengemukakan suatu pertanyaan yang mengandung beberapa kemungkinan jawaban atau pemecahannya. Dapat berupa cerita dll
2)  Stelah diberi waktu untuk berfikir, siswa diminta untuk memberikan jawabnnya.
3) Diskusi kelas. Siswa diminta untuk mengembangkan alas an pilihannya.
4) Guru mengembangkan pendapatnya sebagai bahan pembanding bagi murid.
                Contoh:
                                Apabila kamu pulang sekolah dengan bersepeda, teman-temanmu minta tolong dibonceng. Manakah yang akan kamu pilih untuk dibonceng diantara ketiga temanmu? ( teman akrab laki-laki, teman yang sedang sakit kepala dan anak perempuan tetangga).
Dalam hal ini guru harus mempunyai jawaban menurut urutan prioritas berdasarkan nilai yang sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia. Atas dasar itu,
                Maka urutan prioritasnya sebagai berikut:
a)   Anak yang sakit kepala (pusing) alasan perlu segera mendapat bantuan.
b)   Anak perempuan tetangga alas an masyarakat kita dalam hal ini lebih menghargai/mendahulukan perempuan dari padanya.
c)   Teman akrab laki-laki alas an kurang begitu memerlukan bantuan apalagi sehat dan kuat berjalan kaki sampai rumah.
c.     Tekhnik penilaian diri yang bertujuan untuk melatih murid mengenal dirinya sendiri, sehingga dapat menilai dirinya sendiri secara lebih tepat.
                             Contoh: Isilah tabel kepribadian berikut ini, dengan pernyataan yang menyankut rasa patriotisme! Tabel 1. Tabel gambaran kepribadian
No.
Pernyataan
Gamabarankepribadian( patriotisme)
1.        
Hal yang pendapatmu paling baik baik anda miliki
 rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara
2.        
hal yang sangat mengikat dan menjadi keyakinan keluargamu sehingga kamu tidak mungkin mengubahnya.
tolong menolong dalam berbuat kebaikan
3.        
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
musyawarh untuk mufakat
4.        
 hal yang akan dikerjakan bila segala keinginan atau cita-cita terkabul.
mendahulukan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi
5.        
hal yang ingin ditiru oleh orang lain dari keyakinan atau kebaikan yang anda miliki
rela berkorban tampa pamrih
6.        


hal-hal negatife yang akan anda hindari



Berkorban demi kepentingan pribadi dengan mengharapkan balas jasa
sumber:Sutarjo Adisusilo(2004:25) Buku Pembelajaran nilai-karakter: Jakarta: Raja Grafindo
         
                                Dari ke 3 teknik di atas sangatlah jelas bahwa dalam praktik pembelajaran VCT dikembangkan melalui proses dialog antara guru dan siswa yang diharapkan hendaknya berlangsung dalam suasana santai dan terbuka, sehingga setiap siswa mampu mengungkapkan secara bebas perasaannya.namun seorang guru harus tetap memperhatikan hal-hal berikut dalam pengimplematasian VCT yaitu:
a.     Hindari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu memberikan pesan-pesan moral menurut guru dianggap baik
b.    Jangan memaksa murid untuk member respon tertentu apabila memang murid tidak menghendakinya
c.     Ushakan dalam dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, sehingga siswa akan mengungkapkan perasaan secara jujur dan apa adanya.
d.     Dialog dilaksanakan kepada individu, bukan kepada kelompok kelas
e.     Hindari respon yang adapat menyebabkan murid terpojok sehingga ia menjadi defenisif.
f.   Tidak mendesak siswa pada pendirian tertentu
g.Jangan mengorek alasan siswa lebih dalam.
          Sehingga dapat disimpulkan adapun langkah-langkah Pendekatan VCT yaitu:
a)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b)      Guru menyajikan materi pada mata pelajaran PKn
c)      Guru menawarkan nilai tertentu dalam suatu dilemma moral, siswa mendalami dengan metode inkuiri, analisis dilemma moral.
d)      Siswa diberi kebebasan untuk menanggapi, bertanya dan menjelaskan satu sama lain.
e)      Siswa bebas mengambil pilihan, keputusan dan kesimpulan terkait dengan nilai yang jadi bahan dialog.
f)       Pilihan nilai diberi alasan dan dikemukakan pada teman yang lain lewat persentasi
g)      Guru memberikan pertanyaan kritis terhadap nilai pilihan siswa.
h)      Siswa menyimpulkan dan menyampaiakn niat untuk melaksanakan pilihan nilainya.

0 Response to "Pendekatan Value Clarification Technique ( VCT )"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel