Spiritualitas Islam

Spiritualitas Islam

      Spiritualitas merupakan nilai-nilai moral yang bersumber dari hati nurani yang sejatinya telah dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini sejak ia lahir. Saat di dalam kandungan, janin ditiupkan oleh Allah ruh-Nya dan disempurnakannya dengan jalan kefasikan dan ketakwaan (38:72).
       Islam Agama Spiritualitas adalah agama sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup umat manusia tanpa mengenal golongan, institusi atau organisasi (organized religion), tetapi agama sebagai basis moralitas dan perilaku manusia. Islam yang merupakan landasan, jalan dan alat untuk menjadikan manusia merdeka sejati. Islam yang menggerakkan manusia untuk menjadi dirinya sendiri, menjadikan manusia yang memiliki kepribadian. 
   Inilah inti dari Islam Agama Spiritualitas; berbeda dari agama konvensional dewasa ini yang membuat sebagian besar orang tidak hidup sebagai pribadi, tetapi hidup berdasarkan pikiran orang lain. Agama spiritualits tidak bersifat teoritis keimanan semata dengan lautan ajaran, tetapi hasil penghayatan dengan laku atau perbuatan nyata walau tampaknya kecil aatau sederhana. 21:92. 
    Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. Ketika manusia itu telah menerapkan nilai-nilai moralitas tersebut karena rasa pengabdian dan tanggung jawabnya tanpa ada maksud untuk mendapatkan imbalan, iming-iming harta, ataupun kedudukan, maka manusia tersebut telah menjadi manusia spiritual
    Spiritual dalam pandangan islam memiliki makna yang sama dengan ruh. Ruh merupakan hal tidak dapat diketahui keberadaannya (gaib). Ruh selalu hubungan dengan Ketuhanan, ia mampu mengenal dirinya sendiri dan penciptanya, ia juga mampu melihal yang dapat masuk akal. Ruh merupakan esensi dari hidup manusia, ia diciptakan langsung dan berhubungan dengan realitas yang lebih tinggi yaitu penciptanya.   
    Ruh   memiliki hasrat dan kinginan untuk kembali ke Tuhan pada waktu masih barada dan menyatu dengan tubuh manusia. Ruh yang baik adalah ruh yang tidak melupakan penciptanya dan Selalu merindukan realitas yang lebih tinggi. Ini dapat terlihat dari perbuatan individu apakah ia ingkar dan suka maksiat atau suka dan selalu berbuat kebaikan. 
   Menururt Zohar,spriritualitas adalah kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia, yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri.Menurut Ahmad Suaedy,spritualitas adalah dorongan bagi seluruh tindakan manusia,maka spiritualitas baru bisa dikatakan dorongan bagi respons terhadap problem-problem masyarakat konkret dan kontemporer.
     Dalam.  perspektif islam,spirit sering dideskripsikan sebagai jiwa yang halus yang ditiupkan oleh Tuhan kedalam diri manusia.Al-Qusyairi dalam tafsirnya Latha if al-Isyarat menunjukkan bahwa roh memanh lathifah(jiwa halus) yang ditempatkan oleh Tuhan dalam diri manusia sebagai potensi untuk membentuk karakter yang terpuji.Roh merupakan fitrah manusia,dengan roh manusia mampu berhubungan dengan Tuhan sebagai kebenaran sejati(al-haqiqah).

2.Informasi mengenai spiritualitas yang berdasarkan fitrah Allah,Fenomena spiritualitas yang berkembang  dimasyarakat serta Bagaimana sikap anda mengatasi fenomena tersebut
      Yang dimaksud fitrah Allah pada ayat diatas adalah ciptaan Allah.Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid,maka hal itu tidaklah wajar dan itu terjadi disebabkan pengaruh lingkungan.Fitrah manusia dapat dimaknai sebagai kondisi asli dan sifat bawaan manusia. Kondisi asli dan sifat bawaan manusia adalah fitrah (fathara), suci dan kecenderungan menerima kebenaran. Maka hakikat manusia itu tidak terkotori oleh ucapan hina dan perilaku keji. Sebab, setiap manusia itu memiliki kondisi bawaan suci, bersih, dan tanpa dosa. Hanya saja ketika manusia lahir dan bergelut dengan kehidupan dunia, terjadi pertarungan antara nafsu dan akal. Kadang nafsu yang menang, akal yang kalah. Pun, kadang nafsu yang kalah, akal yang menang. Sekali-kali manusia laksana kehidupan malaikat, kadang laksana kehidupan binatang. Keberadaan fitrah pun bukan diperoleh dengan meminta dan mengusahakan. Namun fitrah merupakan pemberian Allah Swt kepada manusia sejak dalam alam ruh hingga lahir ke dunia.
      Berdasarkan Fenomena spiritualitas yang berkembang dimasyarakat dipengaruhi oleh kehidupan modern saat ini,orientasi kehidupan yang lebih menekankan aspek fisik-material telah menjadikan aspek keberagamaan dan spiritualitas terpojok ke wilayah pinggiran.Modernisasi di segala bidang sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi melahirkan sikap hidup yang materialistis,hedonis,konsumtuf,mekanis,dan individualistis.Akibatnya,manusia modern banyak kehilangan kehangatan spiritual,ketenangan,dan kedamaian.
     Maslow sebagaimana dikutip oleh Jalalluddin Rakhmat menyatakan bahwa ketenangan dan kedamaian merupakan kebutuhan masyarakat yang paling penting.Akan tetapi,disinyalir bahwa manusia pada zaman ini cenderung tidak mengetahui lagi cara mengenali diri sendiri dan menjalani kehidupan di dunia secara benar dan bermakna.Kegagalan Memaknai hidup secara benar mengakibatkan manusia modern jauh dari rasa aman,damai,dan tentram.
Modernisasi dan globalisasi memiliki lima ciri:1)munculnya budaya global,2)penekanan yang berlebihan terhadap kebebasan manusia dalam bersikap,3)Menguatnyarasionalisme,4)orientasi hidup materialistis,dan 5)dominasi si kuat dan si lemah.Dengan lima ciri diatas,modernisasi dan globalisasi membuat ruang spiritual (spiritual space) dalam diri kita mengalami krisis yang luar biasa hebat.Kita tidak lagi sempat mengisi ruang spiritual itu dengan" hal hal  yang baik"dalam hidup kita.Justru sebaliknya,kita lebih terbiasa mengisinya dengan"hal hal yang buruk",yang menjadikan ekspresi kehidupan kita tampak ekstrem dan beringas.
Di tengah gelombang arus ”modern”, tuntutan terhadap spiritualitas tampaknya mengalami perkembangan. Hal ini tercermin dari maraknya kajian terhadap spiritualisme. Spiritualisme tersebut dalam perkembangannya mengalami dinamisasi yang beragam, termasuk pada sisi implementasi ajaran. Kerinduan pada spiritualisme tampaknya melanda beberapa masyarakat yang terhitung terdidik secara modern
Modernitas yang alih-alih untuk membebaskan manusia dari keterpurukan justru modernitas menimbulkan problem baru yakni salah satunya kekeringan spiritualitas. Masalah spiritualitas ini merupakan hal yang terpenting karena selama 400 tahu lebih modernitas berusaha untuk mengeliminasi dimensi spiritualitas dari kehidupan umat manusia. Sehingga saat ini manusia dalam kekeringan jiwanya oleh karena tidak bisa dipungkiri dalam realitas kehidupan sekarang banyak terjadi gelombang spiritualitas baik didunia Barat maupun di dunia Timur.
Namun yang lebih umumnya gelombang spiritualitas itu terjadi pada masyarakat perkotaan, dimana masyarakat perkotaan merupakan sebuah hasil dari arus modernitas. Jika dibandingkan dengan masyarakat pedesaan dimana dalam sebuah masyarakat pedesaan masih tertanam nilai-nilai kearifan lokalnya yang kuat sehingga arus modernitas belum mampu mengalir di area pedesaan. Namun pada masyarakat perkotaan arus modernitas sangat deras dalam menggerus kehidupan masyarakatnya. Sehingga bisa dilihat bahwa masyarakat perkotaan sangat bersifat individualistis. Oleh karenanya gelombang spiritualitas masyarakat perkotaan bisa dikatakan hal yang lumrah mengingat masyarakat perkotaan mengalami kekeringan spiritual akibat arus modernitas
Sikap yang harus saya terapkan terhadap fenomena spiritualitas yang berkembang di masyarakat:
1.Selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.
2.Berpikir positif
3.Dalam era modernisasi dan globalisasi kita harus menelaah mana yang baik dan buruk bagi kita dan harus sesuai dengan syariat islam
4.Tidak mudah terpengaruh akan budaya barat,serta paham-paham keagamaan yang lain
5.Selalu berdoa kepada Allah agar terhindar dari hal-hal buruk
3.Tabel  Gejala-gejala penurunan kadar spiritualitas,faktor penyebab,dampaknya dan cara mengatasinya
Gejala-gejala penurunan kadar spiritualitas Faktor Penyebab Apa dampaknya Bagaimana cara mengatasinya
1.Perkembangan zaman kearah modern Karena selalu mengikuti perkembangan yang modern,banyak anak muda sekarang selalu mengikuti hal- hal yang terlihat keren dan modern Menurunnya kadar spiritual yang ada pada diri karena hanya sibuk dengan berbagai hal-hal yang ingin terlihat keren dan modern serta kita mendapat dosa Sebaiknya seiring perkembangan zaman kearah modern kita harus menelaah mana yang baik dan buruk bagi kita dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2.Kesibukan Selalu mementingkan kehidupan dunia daripada akherat Menurunnya kadar spiritual karena tidak pernah shalat dan melakukan ibadah lainnya yang hanya dia pikirkan adalah mencari harta duniawi serta kita berdosa karena melalaikan shalat Senantiasa Mengutamakan shalat dan ibadah lainnya walaupun sesibuk apapun kita harus bisa mengatur waktu.
3.Banyaknya masalah dan cobaan yang datang Karena banyaknya masalah dan cobaan yang  datang kita jadi lupa akan ketentuan Allah SWT Menurunnya kadar spiritual seseorang dan karena kita selalu memikirkan masalah dan cobaan yang menimpa kita sehinngga kita selalu melalaikan shalat hal ini juga membuat kita ragu akan ketentuan Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Allah SWT,Selalu percaya akan ketentuan Allah SwT,Selalu banyak bersyukur serta yakin dibalik masalah dan cobaan pasti ada jalan terbaiknya.

4.Rangkuman tentang Mengapa Manusia Bertuhan
Pengalaman bertuhan (spiritual) adalah pengalaman yang unik dan autentik. Setiap orang memiliki pengalaman yang khas dalam hal merasakan kehadiran Tuhan. Pengalaman bertuhan dapat menjadi bagian yang sangat erat dan mempengaruhi kepribadian seseorang. Modernisasi di segala bidang sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi melahirkan sikap hidup yang materialistis, hedonis, konsumtif, mekanis, dan individualistis. Akibatnya, manusia modern banyak kehilangan kehangatan spiritual, ketenangan, dan kedamaian.
Kegagalan memaknai hidup secara benar mengakibatkan manusia modern jauh dari rasa aman, damai, dan tenteram. Menurut Carl Gustav Jung, manusia modern mengalami keterasingan diri sendiri dan lingkungan sosial, bahkan jauh dari Tuhan.
Ciri-ciri modernisasi dan globalisasi :
1.Munculnya budaya global;
2.Penekanan yang berlebihan kebebasan manusia dalam bersikap;
3.Menguatnya rasionalisme;
4.Orientasi hidup materialistis;
5.Dominasi si kuat atas si lemah.
Dengan lima ciri di atas, membuat ruang spiritual (spiritual space) dalam diri kita mengalami krisis yang luar biasa. Hal itu, dengan sendirinya menjadikan hidup kita terpental jauh ke pinggiran eksistensi diri, yang dalam bahasa Teologi keagamaan dinisbatkan dengan “terpentalnya diri kita dari Tuhan sebagai asal dan orientasi akhir kehidupan kita”.
Epistemologi modernitas telah menggeser bahkan mencabut realitas Ilahi sebagai fokus bagi kesatuan dan arti kehidupan. Ketercabutan realitas Ilahi tersebut ditandai dengan peminggiran aspek rohani yang pada muaranya menghilangkan dimensi paling asasi dari eksistensi dirinya, yaitu spiritualitas.
Hilangnya realitas Ilahi ini bisa mengakibatkan timbulnya gejala psikologis, yakni adanya kehampaan spiritual. Akibat dari itu, maka tidak heran kalau akhir-akhir ini banyak dijumpai orang yang stres dan gelisah, karena tidak mempunyai pegangan hidup.
Manusia modern saat ini, membutuhkan nilai yang kokoh dan teguh yang bisa dijadikan basis moral bagi kehidupan yang lebih tahan guncangan, jujur, transparan, dan manusiawi. Peradaban yang menjatuhkan fenomena alam, sosial, dan budaya dari makna spiritual tersebut tampaknya mulai menghadapi kebangkrutan. Di Barat, orang sudah mulai menggandrungi spiritualitas. Namun, pola-pola yang berkembang adalah pencarian spiritualitas yang selaras dengan konstruksi mentalitas manusia modern, yaitu instan.
Agar manusia kembali memiliki etika moral dan sentuhan manusiawi dalam kehidupannya, maka penguatan spiritualitas perlu dilakukan. Untuk mencapai visi Ilahi yang kokoh, diperlukan proses pengaktualisasian  akhlak Tuhan yang ada dalam diri setiap manusia. Utuk itu, diperlukan pelatihan jiwa secara sistematis, dramatis, dan berkesinambungan dengan memadukan antara olah pikir (tafakkur wa ta’ammul), olah rasa (tadzawwuq), olah jiwa (riyadhah), dan olahraga (rihlah wa jihad).
Selain itu, Sayyed Hossein Nasr juga menawarkan terapi spiritual untuk mengatasi problematika manusia modern. Ia menghimbau manusia modern untuk mendalami dan menjalankan praktik tasawuf sebab tasawuflah yang dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan spiritual mereka.
Adapun tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia yaitu akal, syahwat, dan nafsu amarah. Jika ketiganya dapat diseimbangkan, maka hidup manusia akan menjadi normal.
Tasawuf mengandung prinsip-prinsip positif yang mampu mengembangkan masa depan manusia, seperti Muhasabah. Prinsip lainnya adalah selalu berzikir kepada Allah Swt sebagai sumber gerak, sumber kenormatifan, sumber motivasi, dan sumber nilai yang dapat dijadikan acuan hidup. Tasawuf berperan dalam mewujudkan sebuah revolusi moral spiritual yang merupakan basis etika bagi suatu formulasi sosial, seperti dunia pendidikan.
Spiritualitas sebagai pintu untuk menuju Tuhan tidak akan menguat manakala jika jiwa kita selalu dikooptasi oleh kepentigan ragawi dan bendawi. Ketika manusia bisa mencapai kesadaran dan kecerdasan spiritual yang tinggi, maka manusia tersebut akan memiliki visi Ilahi, yaitu kemampuan memaknai segala sesuatu sebagai refleksi keindahan Tuhan. Manakala manusia mampu memaknai segala sesuatu sebagai manifestasi keindahan Tuhan, maka ia akan menjadi manusia yang selalu positive thingking. Apabila manusia sudah mampu bersikap positif dalam segala kondisinya, maka manusia tersebut dipastikan akan menjadi manusia yang memiliki relasi harmonis dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dengan Tuhan, lingkungan alam, dan dengan profesinya.
Bagi mereka yang memiliki kecerdasan spiritual, dunia diletakkan sebagai titik tolak dan pijakan untuk menuju akhirat. Dunia dengan durasi waktu yang dimilikinya hanya dikerjakan sebagai jalan (syar’i, thariq, shirath) untuk mencapai sebuah produk yang disebut akhirat.
Dalam bahasa Agama, orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah orang-orang yang selalu berada dalam kondisi terhubung dengan Tuhan. Orang-orang yang memiliki kesadaran spiritual memiliki dedikasi kerja yang lebih tulus dan jauh dari kepentingan pribadi, apalagi bertindak dzalim kepada orang lain. Mereka memiliki kepedulian terhadap sesama, memiliki integritas moral yang tinggi, saleh, dan peduli kepada masa depan umat manusia.
Spiritual merupakan puncak kesadaran Ilahiah menurut Saifuddin Aman dalam Tren Spiritualitas Milenium Ketiga. Spiritual membuat kita mampu memberdayakan seluruh potensi yang diberikan Tuhan untuk melihat segala hal secara holistik sehingga kita mampu untuk menemukan hakikat (kesejatian) dari setiap fenomena yang kita alami. Rohani yang kuat karena bimbingan maksimal dari hari nurani tersebut akan membuat orang lebih dinamis, kreatif, memiliki etos kerja tinggi, dan lebih peduli, serta lebih santun.

0 Response to "Spiritualitas Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel